"Akan tetap digelar ritual ini, tapi sesuai surat edaran dari PHDI, gubernur dan majelis adat Bali ritualnya diperkecil untuk menghindari kerumunan," kata Bendesa Adat Pohgending, I Made Jelas.
Dia melanjutkan, dengan dibatasinya jumlah peserta, tentunya tradisi yang sudah berlangsung turun temurun dan bertujuan nyomya butha kala saat malam Tilem Kasanga ini tak semeriah seperti biasanya.
Sebab Siat Sambuk ini merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh krama banjar setempat.
Dimana saat hari menjelang malam atau saat sandhi kala tiba, seluruh kramaa ini berkumpul di bagian tengah banjar.
Setelah kumpul, krama banjar yang sudah dibagi menjadi dua kelompok akan perang dengan sambuk (sabut kelapa) yang sebelumnya sudah dibakar.
"Tentu tidak semeriah tahun tahun sebelumnya. Dan kami berharap tahun depan, bisa kembali normal," harapnya.
(*)