Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Senin (20/4/2020) siang, Pemkot Denpasar menggelar rapat dengan bendesa se-Kota Denpasar di Gedung Dharmanegara Alaya untuk membahas penanganan Covid-19 di Kota Denpasar.
Dalam rapat tersebut beberapa bendesa mengusulkan agar Denpasar mengambil langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Apalagi saat ini kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar tertinggi di Bali dengan jumlah kasus 32 orang.
Juga ada satu orang yang merupakan penduduk lokal juga meninggal.
• 15 Warga Desa Tri Eka Buana Beralih Jadi Petani Arak Setelah Kena PHK Akibat Pandemi Covid-19
• PMI di Denpasar Akan Diisolasi 2x14 Hari Sebelum Bisa Komunikasi dengan Masyarakat Sekitar
Usulan pertama datang dari Bendesa Adat Pagan, Wayan Subawa.
Subawa mengatakan, dampak Covid-19 ini sudah dirasakan oleh masyarakat.
Dan beberapa langkah penanggulangan sudah dilakukan seperti melakukan pembagian sembako kepada warga baik yang dilakukan Pemkot maupun desa dan banjar.
Menurutnya, apa yang dilakukan tersebut sudah mengarah pada kegiatan PSBB.
Sehingga ia pun meminta agar Pemkot Denpasar menerapkan PSBB untuk memutus penyebaran Covid-19.
• Pemprov Bali Lakukan Realokasi APBD Rp 756 Miliar Untuk Penanganan Covid-19
• Ketua Satgas Covid-19 Denpasar Minta Prajuru Adat Buat Pararem untuk Pencegahan Covid-19
"Pemberian bantuan ini kan sudah mengarah ke langkah PSBB. Dan melihat dari kasus positif di Denpasar, saya usulkan agar Denpasar menerapkan PSBB. Apalagi PSBB ini kan tidak mengeluarkan anggaran dan tidak wajib memberikan sembako kepada warga, berbeda dengan lockdown" katanya.
Selain mengusulkan penerapan PSBB, Subawa juga mengusulkan agar memberikan hiburan kepada masyarakat untuk mengatasi kejenuhan dengan menayangkan atau memutar lawak atau drama di media seperti TV dan radio.
Usulan PSBB ini juga datang dari Ketua Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Adat Sesetan, Wayan Dudik Mahendra yang juga petajuh Desa Adat Sesetan.
Apalagi dirinya melihat, semakin hari jalanan di Denpasar sudah semakin padat oleh kendaraan walaupun sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak.
"Saya lihat di Denpasar ini masih sama seperti tidak ada Covid-19, jalanan masih ramai, apalagi di lampu merah kita lihat banyak sekali warga yang keluar," katanya.