Laporan wartawan Tribun Bali, I Nyoman Mahayasa
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Disaat pandemi seperti sekarang banyak yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, apalagi banyak yang harus dirumahkan
Selain itu, lesunya pariwisata berimbas kepada semua sektor perekonomian.
Tak hanya kebutuhan akan pangan manusia, yang memiliki hewan ternak atau hewan peliharaan pun harus bisa menyiasati agar hewan-hewan peliharaanya tidak sampai kelaparan.
Begitu juga yang dialami seorang gadis SMK ini Anak Agung Dewi Laina Pertiwi atau yang akrab dipanggil Gung Dewi, yang berada di Banjar Bangkilesan, Desa Mas Ubud, Gianyar, rabu (6/5/2020)
• Palang Merah Amerika Serikat Serahkan Bantuan Penanganan Covid-19 untuk Banyuwangi
• Era New Normal Pasca-Pandemi Covid-19, Anas Nilai Wisatawan Lebih Memilih Ekowisata
• Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di RSUP Sanglah Capai 68,18%
Saat Tribun Bali mengunjungi rumahnya puluhan anjing menyambut dengan gonggongan di depan rumahnya.
Ia nampak sedang membagikan roti untuk semua anjingnya. Saat pandemi ini ia juga ikut kena imbasnya
Sebelum pandemi ia mengaku tak pernah sampai kekurangan pakan untuk anjingnya, 7 kilo beras , 4 kilo ketela , 3 kilo Dogfood dan beberapa tulang ayam ia habiskan setiap harinya untuk 50 anjing bali yang dia pelihara di rumahnya
Semenjak pandemi ini stok makanannya mulai menipis ia biasanya memporoleh pakan anjing dari donatur dan juga orang yang mengadopsi anjing ajing yang ia rawat.
"Saat ini makin banyak yang buang anjing dan sedikit yang adopsi. Berkurangnya bantuan donasi ia terpaksa harus memakai uang tabungannya untuk kuliah agar anjing yang ia pelihara tidak kelaparan. Untuk menyiasatinya beberapa anjing terutama yang dewasa juga ia lepas agar bisa nyari makan sendiri agar bisa menghemat porsi makannya"ucapnya
Selain makanan, obat-obatan juga berkurang dan harus menghemat pemakain obat untuk anjing.
Gung dewi sudah terbiasa berbaur dengan puluhan anjing di rumahnya, kecuali untuk anjing yang baru ia mempunyai cara untuk menanganinya agar menjadi jinak, biasanya dengan cara dikarantina dan diajuhkan Dengan anjing yang lain, sehari tak dikasi makan setelah itu biasanya anjing menjadi jinak.
Gung Dewi memelihara anjing sejak di bangku kelas V SD dan sekarang ia sudah sudah berumur 16 tahun dan kini sudah menginjak kelas 1 SMK
Ia konsisten untuk melakukan penyelamatan terhadap anjing yang terlantar karena dibuang oleh pemiliknya.
Selain memungut anjing yang dibuang di jalan, Gung Dewi juga memungut anjing buangan di kuburan, atau juga diberi orang karena tidak mampu merawat.