Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Menjelang pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK yang rencananya bakal dilaksanakan Juni mendatang, sejumlah hal telah menjadi bahan evaluasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Salah satu hal yang menjadi sorotan yakni kecenderungan siswa masih memilih sekolah negeri dibandingkan swasta.
Situasi ini menyebabkan siswa terpaksa berebut kuota di sekolah negeri.
Padahal jika diakumulasikan, jumlah kuota yang tersedia antara sekolah negeri dan swasta melebih kapasitas.
• Perkuat Layanan Penanganan Covid-19, Dinkes Badung Tambah Satu Unit Mobil Ambulans
• PKM Segera Diterapkan, Rai Mantra Minta Masyarakat Denpasar Atur Waktu Berbelanja ke Pasar
• Terimbas Pandemi COVID-19, Harga dan Produksi Minyak Goreng Tandusan di Klungkung Anjlok
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengatakan, pada tahun ini daya tampung SMA dan SMK di Bali sebanyak 78.256, dengan rincian 41.430 di negeri dan 36.826 di swasta.
Sementara jumlah siswa SMP yang diprediksi bakal lulus hanya mencapai sekitar 62.260.
Maka dari itu jumlah daya tampung sudah jauh melebihi dari jumlah siswa.
Namun Boy menegaskan, apabila siswa yang lulus SMP nantinya berebut di sekolah negeri maka akan terjadi permasalahan.
Sebab daya tampung sekolah negeri mencapai 41.430 sehingga jika semuanya memilih negeri daya tampungnya menjadi minus sebanyak 36.826.
Maka dari itu Boy mengimbau agar siswa tak hanya memilih sekolah negeri.
"Sekarang ini sudah banyak swasta yang bagus atau berkualitas. Jangan berpikir hanya untuk bersekolah di negeri," kata Boy saat konferensi pers di kantornya, Rabu (13/5/2020).
Sekolah swasta bisa dilihat berkualitas dari jumlah daya tampung juga relatif sudah banyak.
Selain itu, jika Disdikpora mengadakan sebuah event, banyak diikuti oleh siswa yang berasal dari sekolah swasta.
"Sering saya tanyakan ke mana sekolah negeri yang katanya berkualitas itu. Nah ini kok kalah sama yang swasta," jelas Boy.