TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Embung yang dibangun di beberapa titik di Nusa Penida, Klungkung, Bali, dianggap belum memberikan manfaat maksimal bagi petani di Nusa Penida.
Embung yang digunakan untuk menampung air hujan dan mengairi lahan, justru dibangun jauh dari kawasan pertanian.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta beberapa hari lalu sempat mengecek beberapa embung yang ada di Nusa Penida.
Rata-rata embung di Nusa Penida ternyata tidak mampu menangkap dan menampung air hujan dengan baik.
"Pada musim hujan seperti sekarang, pikiran saya embung sudah penuh berisi air. Tapi ternyata saat itu tidak. Saya lihat tidak ada tangkapan di sampingnya,” ujar Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, belum lama ini.
Selain itu, ia melihat embung di Nusa Penida saat ini hanya bisa dimanfaatkan untuk sumber air bagi ternak.
Sementara tidak mampu dimanfaatkan untuk keperluan pengairan pertanian.
Padahal saat ini jumlah warga yang beternak di Nusa Penida kian hari terus berkurang.
• Wajib Bawa Hasil Test Swab ke Bali, Kemarin dan Hari Ini Tidak Ada Kedatangan Penumpang Domestik
• PKK Denpasar dan Dinas Pertanian Bagikan Bibit Hortikultura Gratis di Empat Kecamatan
"Embung harus benar-benar berfungsi maksimal, selain untuk keperluan ternak juga pertanian. Sehingga ke depan Nusa Penida, bisa hijau dengan potensi yang ada. Saya ingin warga tidak lagi mendatangkan sayur dari daratan, tapi bisa ditanam sendiri di Nusa Penida,” jelasnya.
Suwirta juga menyampaikan, seharusnya konsep pembuatan embung dibangun di tempat strategis yakni di daerah ketinggian dan di hilirnya terdapat areal pertanian.
Sehingga ketika embung berisi cukup air, dengan mudah dialirkan untuk keperluan pertanian.
Tapi saat ini, embung justru dibangun di daerah yang jauh dari areal pertanian, sehingga optimalisasi pemanfaatannya tidak maksimal.
“Sehingga dengan pembangunan embung di tempat yang tepat, saat musim kemarau petani Nusa Penida masih bisa menanam sesuatu dengan memanfaatkan air dari embung itu. Kalau sekarang, embung justru dibangun selat bukit dengan pertanian," ungkap Suwirta.
Setali tiga uang dengan cubang milik warga yang juga fungsinya hampir serupa dengan embung.
Suwirta melihat banyak cubang yang kurang terawat.
“Cubang juga seharusnya ada tangkapan airnya, sehingga air yang ditangkap bisa maksimal. Ini tidak, bukan air isinya tapi banyak dongkang (kodok),” pungkasnya.
(*)