Corona di Bali

BREAKING NEWS: Hari Raya Saraswati di Tengah Pandemi Covid-19, Begini di Jagatnatha

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Saraswati Pura Jagatnatha, Denpasar, Sabtu (4/7/2020). Ditengah masa Pandemi Covid-19 pelaksanaan persembahyangan dilakukan secara bergantian mengacu pada protokol kesehatan. Baik Pemangku, Pecalang dan umat wajib memakai masker, serta di dalam Pura diberikan tanda jaga jarak. Sebelum memasuki areal pura dilakukan pengecekan suhu tubuh dan wajib mencuci tangan.

"Saya setiap Hari Raya Saraswati selalu bersembahyang di sini (Pura Jagatnatha) setelah di rumah, di kantor dan di Pura, setiap peringatan saya ke sini, kali ini memang suasananya sangat berbeda, dulu ramai, karena pandemi ini sekarang sepi," kata Putu Merta saat dijumpai Tribun Bali

"Saya datang dengan mematuhi protokol kesehatan, saya pakai masker, cuci tangan dan di motor saya selalu sedia hand sanitizer," imbuh dia.

Bagi Putu, Hari Raya Suci Saraswati dimaknai sebagai Hari Lahirnya Ilmu Pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan. Sehingga wajib disyukuri dengan persembahyangan.

"Hari Raya Saraswati bagi umat Hindu adalah Hari Lahirnya Ilmu Pengetahuan, jadi kalau di rumah, buku, alat belajar juga disembahyangin di sajenin sebagai bentuk syukur atas ilmu pengetahuan," ungkapnya

Sementara itu, Kabag Kesra Setda Pemerintah Kota Denpasar, Raka Purwantara menjelaskan, persembahyangan di Pura Jagatnatha sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama tentang pembatasan tempat ibadah.

"Sesuai Peraturan Menteri Agama tentang pembatasan tempat ibadah dilakukan social dan physical distancing, diberikan tanda-tanda tempat duduk umat dengan jarak 1-1,5 meter, termasuk pemangku juga menerapkan protokol kesehatan," kata dia.

Peringatan Hari Raya Saraswati juga dilaksanakan di sekolah-sekolah sebagai tempat pendidikan menuntut ilmu pengetahuan.

Seperti terlihat di Sekolah Dasar Negeri 28 Kota Denpasar, para guru menghaturkan sesajen besar di sekolahan mengadakan persembahyangan Hari Suci Saraswati di halaman sekolah.

Persembahyangan dilakukan dengan protokol kesehatan dan dibatasi hanya dihadiri oleh para guru sekolah setempat berjumlah 15 orang, tanpa menghadirkan para siswa, jaga jarak pun diterapkan.

"Biasanya kami semabahyang Saraswati nersama para murid sekarang di masa pandemi ini terbatas hanya guru saja yang bersembahyang di sekolah, murid bersembahyang di rumah masing-masing," tutur salah seorang Guru SDN 28, Sumiyati (59)

Guru lain, Sawitri (51) memaknai sebagai guru memaknai Hari Raya Saraswati sebagai rasa syukur karena dengan ilmu pengetahuan banyak manfaat yang diperoleh dalam kehidupan.

"Ilmu pengetahuan banyak manfaatnya, selain menambah wawasan juga kan berguna untuk mencari pekerjaan termasuk dalam watak, karakter, sikap dan tingkah laku, orang yang rajin sembahyang dan mensyukuri ilmu pengetahuan terlihat dari perilakunya," katanya. (*)

Berita Terkini