Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Umat Hindu berdatangan di Pura Jagatnatha Denpasar, Bali, untuk melakukan persembahyangan Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Sabtu (4/7/2020).
Hari Raya Saraswati ini diperingati setiap 6 bulan sekali, yakni Saniscara Umanis wuku Watugunung dan merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan.
Sekaligus sebagai penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati.
Nuansa pun kontras dari peringatan Hari Raya Saraswati 6 bulan yang lalu.
• PSSI Bersama Kemenpora Siap Sukseskan Gelaran Piala Dunia U-20 2021
• Ini 6 Tanda Anda Sedang Berkencan dengan Seorang Psikopat atau ASPD
• Legit dan Manis, Resep Prol Tape Klasik, Kue Tradisional yang Mudah Dibuat
Kali ini pemedek yang datang tak sepadat sebelum masa pandemi Covid-19.
Pemedek yang datang pun wajib mematuhi protokol kesehatan, mereka wajib menjaga jarak tidak berkerumun dan memakai masker.
Pecalang yang berjaga di pintu masuk tampak dilengkapi alat pelindung diri (APD) berupa face shield dan masker.
Setiap terlihat ada kerumunan pemedek, tak segan langsung diingatkan untuk menjaga jarak, semua hal ketat ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Pemandangan serupa juga tampak di bagian dalam Pura, Pemangku yang memimpin upacara juga tampak mengenakan masker dan face shield.
Sedangkan umat yang berada di dalam Pura juga dibatasi jumlahnya maksimal sekitar 30-50 orang.
Setiap sesi sembahyang berlangsung sekitar 15-20 menit, dan umat yang lain mengantre di depan pintu masuk.
Pemedek yang bersembahyang dipersilakan menempati tanda silang yang sudah di tata sedemikian rupa dengan jarak 1 hingga 1,5 meter setiap orangnya.
Salah seorang Pemedek yang datang, Putu Merta (40) warga Gatot Subroto Tengah mengatakan, persiapannya melakukan ibadah Hari Raya Saraswati di tengah pandemi.
Selain memakai masker, ia mengaku selalu membawa hand sanitizer di dashboard motor miliknya.
"Saya setiap Hari Raya Saraswati selalu bersembahyang di sini (Pura Jagatnatha) setelah di rumah, di kantor dan di Pura, setiap peringatan saya ke sini, kali ini memang suasananya sangat berbeda, dulu ramai, karena pandemi ini sekarang sepi," kata Putu Merta saat dijumpai Tribun Bali
"Saya datang dengan mematuhi protokol kesehatan, saya pakai masker, cuci tangan dan di motor saya selalu sedia hand sanitizer," imbuh dia.
Bagi Putu, Hari Raya Suci Saraswati dimaknai sebagai Hari Lahirnya Ilmu Pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan. Sehingga wajib disyukuri dengan persembahyangan.
"Hari Raya Saraswati bagi umat Hindu adalah Hari Lahirnya Ilmu Pengetahuan, jadi kalau di rumah, buku, alat belajar juga disembahyangin di sajenin sebagai bentuk syukur atas ilmu pengetahuan," ungkapnya
Sementara itu, Kabag Kesra Setda Pemerintah Kota Denpasar, Raka Purwantara menjelaskan, persembahyangan di Pura Jagatnatha sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama tentang pembatasan tempat ibadah.
"Sesuai Peraturan Menteri Agama tentang pembatasan tempat ibadah dilakukan social dan physical distancing, diberikan tanda-tanda tempat duduk umat dengan jarak 1-1,5 meter, termasuk pemangku juga menerapkan protokol kesehatan," kata dia.
Peringatan Hari Raya Saraswati juga dilaksanakan di sekolah-sekolah sebagai tempat pendidikan menuntut ilmu pengetahuan.
Seperti terlihat di Sekolah Dasar Negeri 28 Kota Denpasar, para guru menghaturkan sesajen besar di sekolahan mengadakan persembahyangan Hari Suci Saraswati di halaman sekolah.
Persembahyangan dilakukan dengan protokol kesehatan dan dibatasi hanya dihadiri oleh para guru sekolah setempat berjumlah 15 orang, tanpa menghadirkan para siswa, jaga jarak pun diterapkan.
"Biasanya kami semabahyang Saraswati nersama para murid sekarang di masa pandemi ini terbatas hanya guru saja yang bersembahyang di sekolah, murid bersembahyang di rumah masing-masing," tutur salah seorang Guru SDN 28, Sumiyati (59)
Guru lain, Sawitri (51) memaknai sebagai guru memaknai Hari Raya Saraswati sebagai rasa syukur karena dengan ilmu pengetahuan banyak manfaat yang diperoleh dalam kehidupan.
"Ilmu pengetahuan banyak manfaatnya, selain menambah wawasan juga kan berguna untuk mencari pekerjaan termasuk dalam watak, karakter, sikap dan tingkah laku, orang yang rajin sembahyang dan mensyukuri ilmu pengetahuan terlihat dari perilakunya," katanya. (*)