TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Sejumlah luka di daerah kepala yang dialami Putu Sekar, warga asal Dusun Dauh Pura, Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, diakibatkan oleh kekerasan tumpul.
Hal itu lah yang menyebabkan wanita berusia 50 ini tewas.
Dokter Forensik RSUD Buleleng Klarisa Salim ditemui, Rabu (15/7/2020), mengaku belum dapat membeberkan secara keseluruhan hasil autopsi yang dilakukan terhadap jenazah Putu Sekar.
Alasannya, pihaknya masih akan menggabungkan hasil pemeriksaan dari kepolisian serta Tim Inafis Polres Buleleng.
Namun yang jelas, ditemukan empat luka di bagian kepala korban.
"Hasil autopsi, termasuk waktu kematiannya akan kami rilis setelah pemeriksaan dikolaborasikan. Ada empat luka di daerah kepala korban,
yang mengarah pada kekerasan tumpul. Kami tidak bisa menyebut itu akibat benturan benda, karena kalau disebut benturan benda tumpul, harus ada saksi yang melihat benda apa yang digunakan," terang Klarisa.
Klarisa pun menyebut, saat jenazah diterima, kondisi masih cukup segar, sehingga waktu kematiannya tidak terlalu lama. Hingga saat ini, jenazah Putu Sekar masih dititipkan di RSUD Buleleng.
"Kami belum menerima informasi dari keluarga, kapan jenazah akan diambil. Jadi hingga saat ini jenazah masih di RSUD," tuturnya.
• Mobil Pick Up Bekas Lebih Banyak Dicari di Tengah Pandemi Covid-19
• Uang Rp 5.000 di Tangan Mayat Putu Sekar, Ditemukan Bersimbah Darah di Warung
• Jenazah Putu Sekar Ditemukan Dalam Posisi Masih Memegang Uang Rp 5000
Sementara Kapolsek Kubutambahan AKP Made Mustiada menjelaskan, hingga saat ini kasus masih dalam tahap penyelidikan.
Sementara barang bukti yang saat ini sudah diamankan, berupa satu unit ponsel milik korban yang ditemukan di dalam warungnya.
Ponsel tersebut saat ini sedang diperiksa oleh tim Cyber Crime Polda Bali.
"Saat ini saksi yang diperiksa tiga orang. Kasus masih dalam lidik," singkatnya.
Seperti diketahui, Putu Sekar ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, di dalam warung miliknya, Senin (13/7/2020) sore.
Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh kakak kandungnya bernama Desak Made Liarmi (62), sekira pukul 16.00 Wita.
Ia menemukan korban dalam posisi tertelungkup serta berlumuran darah.