Dewan Denpasar Harap Banjar yang Miliki Wifi Gratis Dimanfaatkan untuk Pembelajaran Online

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi II DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Gede Sumara Putra saat ditemui Senin (20/7/2020)

"Kebetulan untuk biaya kuota sangat sulit karena kondisi saat ini. Jadi ini sangat membantu saya," kata Sugantara saat ditemui Senin (20/7/2020).

Dirinya mengaku, dalam seminggu biasanya menghabiskan Rp 50 ribu untuk beli kuota.

Hal ini dikarenakan setelah belajar online, anaknya biasanya merefresh diri dengan menonton Youtube.

"Dengan adanya program ini saya sangat terbantu. Bisa menghemat uang untuk membeli kuota. Selain itu, habis belajar juga bisa main game," katanya.

Kejari Gianyar Musnahkan Barang Bukti Kejahatan, Barang Bukti Terbanyak Berupa Narkotika

Begini Cara Menggunakan Google Classroom untuk Murid dan Guru, Cukup Login di classroom.google.com

Ia mengaku setiap hari akan mengajak anaknya untuk belajar di sini.

Sementara itu, Kelihan Banjar Petangan Gede, I Ketut Sumandi mengatakan awalnya di banjar dibentuk posko Satgas Gotong Royong Covid-19 untuk Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).

Untuk memperoleh informasi terkait perkembangan Covid-19 ini, pihaknya membeli wifi.

Setelah PKM selesai, wifi ini pun jarang terpakai.

Dikarenakan adanya proses pembelajaran oline, ia mendengar beberapa keluhan dari orang tua siswa.

"Ada keluhan masyarakat utamanya ibu-ibu, belum sempat beli kuota anak-anaknya menangis," katanya.

Sehingga untuk meringankan pengeluaran masyarakat, pihaknya pun berinisiatif menggunakan wifi ini untuk membantu siswa belajar online.

Kegiatan belajar online ini baru diujicobakan pada Sabtu (18/7/2020) dan hari ini resmi diterapkan.

"Untuk kapasitasnya, 20 orang siswa sekali pakai bisa. Itu batas maksimalnya," katanya.

Penggunaan wifi ini pun dilakukan bergilir oleh siswa.

Siswa tak harus belajar di banjar.

Ada siswa yang datang untuk men-download tugas ataupun mengirim tugas.

"Untuk saat ini kami utamakan untuk siswa di banjar, nanti sambil jalan kalau memungkinkan, siswa di banjar sebelah bisa menggunakannya juga," katanya.

Untuk proses pembelajaran pun diawasi oleh orangtua masing-masing. (*)

Berita Terkini