TRIBUN-BALI.COM, BEIRUT - Jumlah korban tewas dalam ledakan di Beirut, Lebanon terus bertambah.
Kantor berita AFP mengutip keterangan Menteri Kesehatan Hamad Hassan kepada wartawan, Selasa (4/8/2020) malam waktu setempat menyebut, jumlah korban tewas dikhawatirkan masih akan terus bertambah.
Hal itu mengingat proses evakuasi korban di lokasi masih terus dilakukan oleh petugas.
Selain itu, ribuan orang terluka dalam ledakan besar yang mengguncang ibu kota, kata Hassan.
• Ledakan Menyerupai Bentuk Jamur Besar di Pelabuhan Lebanon, 70 Tewas dan 4.000 Orang Luka-Luka
Dikutip dari CNN, ledakan yang mengguncang Beirut pada hari Selasa petang menimbulkan kerusakan besar pada Istana Baabda.
Kediaman resmi presiden Lebanon itu menurut media pemerintah Libanon turut terdampak besarnya ledakan.
Ledakan itu menghancurkan jendela lorong, pintu masuk dan salon, kantor berita Libanon melaporkan, Selasa.
”Pintu dan jendela di beberapa sayap istana terlepas. Tidak ada yang terluka," NNA juga melaporkan.
Berikut detik-detik ledakan dari video amatir :
Video menunjukkan asap yang mengepul karena api, tidak lama kemudian muncul ledakan besar menyerupai bentuk jamur di dekat pelabuhan Beirut.
Pemerintah menduga ledakan tersebut diakibatkan bahan peledak tinggi yang disimpan di gudang selama enam tahun.
Dalam cuitannya, Presiden Michel Aoun mengatakan insiden ini tidak bisa diterima lantaran ada 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara serampangan.
Investigasi kini sedang dilakukan untuk mengungkap pemicu ledakan.
Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan akan bertanggung jawab dan menerima hukuman atas insiden ini.
Rumah sakit kewalahan karena banyaknya korban dan ledakan membumihanguskan gedung-gedung.