Siswa SDN 3 Bajera Sepakat Di-regrouping, SDN 1 Babahan yang Roboh Sudah Mulai Perbaikan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puing-puing kayu yang berasal dari atap bangunan tampak.masih berserakan di SDN 1 Babahan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Selasa (10/3/2020).

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Perbaikan gedung SDN 1 Babahan yang sebelumnya sempat roboh sudah mulai dilakukan.

Proses perbaikan tersebut menggunakan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 400 Juta.

Selain itu, untuk kasus kebakaran yang melanda SDN 3 Bajera sudah menemui titik terang.

Karena kebakaran yang terjadi melahap tiga ruangan, sesuai kesepakatan orangtua, siswa dipindah ke sekolah terdekat.

"Kan sekolah yang sebelumnya roboh tersebut (SDN 1 Babahan) dapat DAK Rp 400 Juta, sudah mulai jalan. Karena DAK tersebut peruntukannya swakelola itu," kata Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra, Minggu (9/8/2020).

Di sisi lain, kata Putra, terkait rencana pasca terjadinya kebakaran di SDN 3 Bajera, sesuai kesepakatan para orang tua, siswa akan dipindah ke sekolah terdekat sesuai domisili.

Semua Pemain Bali United Serius Jalani Latihan di Tengah Pandemi Covid-19

Berkiprah Sejak Tahun 1955, Seniman Arja I Made Gari Turut Meriahkan Makedekan Ajak Clekontong Mas

Wifi Bisa Langsung Digunakan di Rumah, Banjar di Badung Diminta Kreatif Manfaatkan Internet Gratis

Mereka akan belajar atau bergabung (regroup) ke sekolah terdekat.

"Sesuai kesepakatan orang tua, rencananya para siswa di sekolah tersebut akan dipindah ke sekolah terdekat. Yakni SDN 1 dan SDN 2 Bajera mulai Agustus ini," jelasnya.

Menurutnya, sepanjang itu kesepakatan seluruh pihak, pihaknya mendorong rencana tersebut. Kemungkinan ada beberapa alasan yabg membuat orang tua menginginkan siswa dipindah, salah satunya mungkin trauma dengan peristiwa kebakaran tersebut dan sebagainya.

"Klimaksnya sama dengan regrouping, hanya saja anaknya saja yang dipindah. Termasuk juga gurunya dipindah ke sekolah lainnya," tandasnya.

Sebelumnya, proses perbaikan gedung di SDN 1 Babahan, Kecamatan Penebel, Tabanan membutuhkan biaya mencapai Rp 600 Juta.

Namun di tengah kondisi saat ini masih belum bisa dilakukan perbaikan karena masih kekurangan biaya.

Mengingat anggaran tak terduga Kabupaten Tabanan sedang difokuskan ke penanganan Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra menyatakan, pasca robohnya atap kelas VI di SDN 1 Babahan, Penebel, mengakibatkan satu blok bangunan yang terdiri dari enam ruangan tersebut harus diperbaiki total.

Barcelona Vs Napoli, Messi Ungguli Capaian Cristiano Ronaldo, Bawa Barca Lolos ke Perempat Final UCL

28 Pasien Covid-19 di Karangasem Meninggal Dunia

Hasil UCL, Bayern vs Chelsea, Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Chelsea Catatkan Sejumlah Capaian Buruk

Sebab, kayu yang ada pada atap satu blok tersebut sudah tak bisa digunakan lagi.

"Yang jelas, untuk biaya perbaikan itu diperlukan Rp 600 Juta. Satu blok ruangan terdiri dari 6 ruangan," kata Putra, beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, proses perbaikannya masih belum bisa dilakukan.

Dan dipastikan pada tahun ini juga belum bisa dilakukan perbaikan.

Sebab, anggaran untuk perbaikan masih kekurangan.

Karena anggaran tak terduga yang sebelumnya direncanakan digunakan terpaksa kandas karena dialihkan untuk penanganan Covid-19.

"Sudah dapat DAK Rp 400 juta untuk tahun ini, kemudian sisanya ini rencana diusulkan di anggaran tak terduga. Namun, karena anggaran tersebut digunakan untuk penanganan wabah Covid-19, sehingga belum bisa dipastikan untuk tahun ini (perbaikan)," jelas mantan Kabag Umum Setwan Tabanan ini.

Hari Terakhir Promo JSM Indomaret 9 Agustus 2020, Diskon Minyak Goreng, Susu Murah hingga Camilan

Selain itu, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Bejera yang terletak di Banjar Bajera Kaja, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Sabtu (4/7/2020) sore sekitar pukul 17.30 Wita.

Akibatnya, seluruh bangunan yang ada dilalap si jago merah. Tak ada barang yang bisa diselamatkan. Untuk penyebab kebakaran masih diselidiki oleh pihak kepolisian dan kerugian ditaksir sekitar Rp 500 Juta.

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh seorang saksi bernama Samsul Anwar (26).

Sebelumnya, ia datang ke TKP atau sekolah bermaksud untuk silahturahmi dengan keluarganya yang merupakan guru di sekolah tersebut sekitar pukul 13.30 Wita. Keluarganya tinggal di mes sekolah tersebut. (*)

Berita Terkini