Corona di Dunia

Inggris Masuk Jurang Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 20,4 Persen, Ini Penyebab dan Dampak Resesi

Editor: Kambali
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Big Ben yang terletak di Kota London, Inggris.

3. Gelembung aset

Investasi berlebihan di pasar saham atau real estate diibaratkan seperti gelembung yang bisa membesar.

Ketika gelembung meletus, terjadi penjualan dadakan yang dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi. 

4. Terlalu banyak inflasi

Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik seiring waktu.

Inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. 

Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan kegiatan ekonomi. 

Pada 1970-an, inflasi yang tidak terkendali menjadi masalah di AS.

Bank sentral AS atau The Fed pun dengan cepat menaikkan suku bunga, yang menyebabkan resesi.

5. Terlalu banyak deflasi 

Deflasi adalah ketika harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutnya menekan harga. 

Ketika siklus deflasi tidak terkendali, orang-orang dan bisnis berhenti belanja, yang akibatnya merongrong perekonomian.

Contohnya, pada 1990-an, Jepang harus berjuang melawan deflasi yang membuatnya terpuruk dalam resesi. 

6. Perubahan teknologi

Penemuan baru meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang, tetapi mungkin ada periode jangka pendek penyesuaian terhadap terobosan teknologi. 

Pada abad ke-19, Revolusi Industri membuat seluruh profesi tergusur teknologi, memicu resesi dan masa-masa sulit.

Saat ini, beberapa ekonom khawatir bahwa AI dan robot dapat menyebabkan resesi dengan menghilangkan seluruh kategori pekerjaan.

Dampak Resesi

Dampak resesi sangat terasa dan efeknya bersifat domino pada kegiatan ekonomi.

Contohnya, ketika investasi anjlok saat resesi, secara otomatis akan menghilangkan sejumlah lapangan pekerjaan yang membuat angka PHK naik signifikan. 

Produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional.

Jika tak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor seperti macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau juga sebaliknya terjadi deflasi.

Lalu neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa.

Dalam skala riilnya, banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah. 

Lalu banyak bisnis terpaksa harus gulung tikar.

Resesi pernah terjadi di sebagian negara Eropa dalam rentan waktu tahun 2008-2009.

Di mana situasi sulit ini juga sempat membuat ekonomi Indonesia melemah. 

Negara tetangga, Thailand, juga sempat mengalami resesi ekonomi pada tahun 2010 saat PDB-nya terus merosot.

Indonesia sendiri sempat mengalami resesi cukup parah pada tahun 1998. 

Banyak resesi global juga terjadi karena faktor eksternal yang berada di luar kendali seperti dinamika global perang dagang China dan Amerika Serikat (AS).

Kondisi-kondisi yang bisa mengukur apakah bisa terjadi resesi 2020 atau resesi ekonomi 2020. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Pertumbuhan Ekonomi Minus 20,4 Persen, Inggris Masuk Jurang Resesi, https://money.kompas.com/read/2020/08/12/143000426/pertumbuhan-ekonomi-minus-20-4-persen-inggris-masuk-jurang-resesi

Berita Terkini