Jarum yang baru, hand gloves, masker, dan peralatan-peralatan lain yang selalu dipastikan steril.
Ia juga mewajibkan customer yang datang ke rumahnya untuk membawa masker dan mencuci tangan.
Sebelum menentukan jadwal, Rinton juga menanyakan kondisi orang yang akan ditato.
Bukan bermaksud bagaimana, namun protokol kesehatan di masa pandemi penting diterapkan untuk menjaga diri sendiri dan orang lain.
"Saya tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan memastikan dan menanyakan coustamer bahwa mereka dalam keadaan sehat," tuturnya.
"Saya menyediakan tempat untuk cuci tangan dan meminta customer memakai masker. Saya juga memastikan bahwa saya pada saat mengerjakan tato pasti dengan standar prosedur yang sama seperti di studio tato tempat saya bekerja," sambung Rinton.
Hampir satu dekade atau 10 tahun menekuni seni tato, Rinton mengucapkan banyak terima kasih kepada Nyoman Budana atau yang akrab dipanggil Ibud.
Sosok Ibud baginya adalah saudara sekaligus panutan yang membuatnya bisa seperti sekarang ini.
"Ibud adalah mentor saya di dunia seni tato dan beliau juga sebagai pemilik Balinesia Tattoo Studio bersama partner-nya Wayan Suwartana. Balinesia Tattoo Studio tempat saya mencari rezeki sampai sekarang," jelasnya.
Rinton juga memberi semangat untuk artis tato di Bali yang terdampak pandemi.
Ia ingin semua orang optimistis. Rinton yakin, pandemi ini akan berakhir dan semua kembali normal seperti sedia kala.
"Kepada sesama teman-teman tato artis, tetap semangat dan tetap berkarya walaupun hanya bisa bekarya di rumah. Selalu optimistis, semoga pandemi ini segera berakhir. Seperti kata pepatah, badai pasti berlalu," tutur Wayan Marinton. (*)