Dikutip dari Buku Persyaratan Indikasi-Geografis Kopi Arabika Kintamani Bali, disebutkan ada berbagai alasan yang dipertimbangkan sehingga terbentuk MPIG.
Pertama, Kopi Kintamani Bali berasal dari kawasan spesifik dengan ketinggian tempat di atas 900 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan sebagian besar tanaman kopi berada di atas 1.000 mdpl.
Agroekosistem Kopi Kintamani Bali cocok untuk kopi arabika dan sistem pertaniannya homogen di kawasan Kintamani.
Kawasan ini mempunyai iklim yang khas yaitu udaranya dingin dan kering dengan fluktuasi temperatur cukup tinggi.
Musim hujan biasanya berlangsung 6 sampai 7 bulan dan musim kering 4 sampai 5 bulan.
"Iklim ini menjadi kekhasan kawasan utara Bali, termasuk daerah Kintamani," demikian tertulis di buku tersebut.
"Tanah vulkanik dengan jenis tanah Entisol dan Inceptisol memiliki potensi produksi 3.000 ton/tahun. Oleh karena itu, kopi yang dihasilkan di kawasan ini memiliki kekhasan yang tersendiri dan potensi mutu yang tinggi."
Kemudian yang kedua, di samping faktor-faktor alam, kopi Kintamani Bali memiliki keunggulan faktor manusia.
Kopi Kintamani Bali dinilai sebagai produk yang memiliki mutu dan reputasi tinggi karena ditanam oleh masyarakat yang memiliki kepedulian atas mutu.
Masyarakat ini tergabung dalam kelembagaan petani tradisional yang disebut Subak Abian dengan azas Tri Hita Karana.
Masyarakat ini berhasrat untuk menjaga mutu dan reputasi kopi yang mereka hasilkan.
Ketiga, Kopi Kintamani Bali telah memiliki sejarah yang panjang karena tradisi budaya lokal serta mutunya yang tinggi.
Oleh karena itu, kopi Kintamani Bali mendapatkan reputasi yang tinggi dan dikenal sebagai salah satu dari origin coffee di Indonesia.
Terkahir, para petani kopi arabika telah memiliki kelembagaan berupa subak abian yang cukup kuat.
Melalui organisasi itu, manajemen pertanian menjadi khas dan relatif homogen didasarkan kepada pengetahuan tradisional.
"Dengan demikian, masyarakat petani kopi Kintamani di dalam melakukan usaha taninya bisa saling berbagi pengetahuan dan keterampilan," tulisnya. (*)