Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketika mendengar penyakit “hepatitis”, mungkin yang terlintas dibenak orangtua adalah penyakit yang biasa diderita orang dewasa, dan tak ada sangkut pautnya dengan si kecil.
Dikutip dari siaran pers GlaxoSmithKline Pharmaceuticals yang diterima Tribun Bali, Jumat (4/9/2020) dijelaskan, bahwa bukan hanya dewasa saja, kasus Hepatitis A yang ditemukan berjumlah 262 kasus ini sebagian besar menginfeksi siswa usia sekolah menengah pertama dan masyarakat di sekitarnya.
Namun, tahukah para orangtua? Ada sekitar 1,4 juta kasus Hepatitis A setiap tahunnya di dunia.
Angka kematian dari penyakit ini pun terus meningkat sejak tahun 1990 hingga tahun 2005.
• Ini Perkembangan Terbaru Kasus Dugaan Polisi Memeras Turis Jepang
• BBM Jenis Premium Akan Dihapus, Pertamina Gelar Uji Coba di Bali
• Lakukan 4 Hai Ini untuk Meredakan Galau Saat Ketemu Mantan
Semudah itukah si Kecil terkena Hepatitis A?
Agar para orangtua tidak salah mengerti, pahami terlebih dahulu bahwa Hepatitis A adalah infeksi pada organ hati yang bisa menyebabkan penyakit ringan sampai berat, yang disebabkan oleh virus Hepatitis A.
Meskipun jarang terjadi, penyakit hepatitis A juga dapat menyebabkan kematian.
Meskipun kita lebih sering mendengar penyakit organ hati diidap oleh orang dewasa, bukan berarti si kecil tidak bisa terkena, lho.
Siapa saja bisa terinfeksi virus Hepatitis A, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Menurut CDC, Hepatitis A dapat menginfeksi anak-anak, terutama yang tinggal di area dengan sanitasi rendah.
Apa hubungannya sanitasi dengan Hepatitis A?
Virus Hepatitis A umumnya menyebar secara fecal-oral.
Artinya, si kecil dapat tertular Hepatitis A ketika memegang benda, mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi virus ini.
Beberapa skenario penularan Hepatitis A pada anak-anak yang biasanya terjadi jika orangtua terinfeksi atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.