Mengenal Penyakit Lupus, Penyakit Imun yang Menghancurkan Tubuhnya Sendiri

Penulis: Noviana Windri
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sakit.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyakit Lupus adalah autoimmun yaitu suatu penyakit yang disebabkan karena sistem kekebalan tubuhnya tidak bisa mengenali sel tubuh yang normal.

Sehingga sistem kekebalan tubuh tersebut yang akan menghancurkan organ-organ tubuhnya sendiri.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Pande Ketut Kurniari, Sp.PD-KR, FINASIM menjelaskan, gejala seseorang yang menderita lupus adalah dari ujung rambut sampai ujung kaki bisa terkena.

Yang paling khas adalah nyeri-nyeri sendi tipikalnya pada pagi hari.

Desa Kesiman Kertalangu Denpasar Jadi Sasaran TMMD ke-109 di Provinsi Bali

5 Pengakuan Gisel Tentang Penyesalannya Bercerai dari Gading Marten

Kecelakaan Terjadi di Sukawati Gianyar, Satu Orang Meninggal Dunia

Rambut sering rontok yang berkepanjangan, sariawan yang banyak dan berkepanjangan.

Ruam pada kulit dan sering terjadi pada pipi dan hidung, kulit lebih sensitif terhadap matahari, penurunan berat badan, demam tanpa sebab yang jelas, dan pucat pada jari tangan atau jari kaki.

"Keluhan lainnya tergantung organ apa saja yang terkena. Jika seseorang mengalami gangguan darah itu akan terjadi anemia. Apabila di jantung akan mengalami perikarditis. Kalau terkena di paru kita sebit sebagai serositis dan sebagainya," jelasnya dalam youtube PKRS Sanglah yang diakses pada Jumat (18/9/2020).

Lalu, apakah lupus merupakan penyakit menular atau penyakit keturunan?

dr. Pande Ketut Kurniari, Sp.PD-KR, FINASIM mengatakan, hingga saat ini belum ada data yang membuktikan bahwa lupus adalah suatu penyakit keturunan.

Dan lupus bukanlah suatu penyakit yang menular.

Jika seseorang mengalami salah satu gejala yang dicurigai sebagai sindrom lupus, maka harus segera mengunjungi pusat kesehatan atau dokter yang berkompeten di bidangnya.

Dokter akan melakukan pemeriksaan dan beberapa pemeriksaan laboratorium dan rontgen untuk memastikan apakah memenuhi kriteria untuk terdiagnosis sebagai lupus.

"Jika sudah didiagnosis lupus, tidak perlu khawatir karena semua penyakit sindrom lupus sekarang sudah ada obatnya. Istilahnya bukan sembuh tetapi target pengobatan adalah mencapai remisi," tambahnya.

Remisi artinya seseorang menjadi tenang dan penyakit ini sama sekali tidak ada aktivitas.

Remisi bisa dilihat dari klinisnya dimana penderita lupus tidak ada keluhan dan hasil lab baik-baik saja.

Pada saat itulah, dosis obat lupus akan diturunkan hingga penderita sudah tidak minum obat lagi dan bisa hidup normal kembali.(*).

Berita Terkini