TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Tribunners, banyak orang yang sedang berjuang untuk melawan hal-hal negatif dalam dirinya sendiri.
Terkadang mereka bahkan tak bisa melawannya sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain.
Hal-hal negatif itu seperti rasa tidak percaya diri melakukan sesuatu.
Dengan bantuan terapis yang tepat, kita dapat mengelolanya dengan lebih baik.
• Stok Beras dan Sayuran Tahun Ini Diprediksi Aman di Tabanan
• Masyarakat Manfaatkan Pekarangan Rumah, Stok Beras dan Sayuran di Tabanan Tahun Ini Diprediksi Aman
• Gelar Sidak Masker, Banyak Masyarakat di Badung yang Tak Gunakan Helm
Namun, bagaimana dengan kebiasaan-kebiasaan yang menghancurkan diri?
Ini berada di bawah radar kesadaran. Kita menyadarinya, tetapi tidak cukup mampu untuk menantangnya.
Aksi tersebut begitu mendarah daging, dan telah menjadi kebiasaan sehingga kita dengan cepat menormalkannya.
"Saya tahu saya harus berolahraga lebih banyak, tapi…"
"Saya tidak membuat keputusan yang baik ketika saya minum alkohol terlalu banyak, tapi..."
Kata "tetapi" itu menjadi alasan untuk tidak membenarkan pilihan yang buruk, apalagi mempertahankan pola yang merugikan diri sendiri.
Demi membebaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang menggancurkan diri, berikut tiga sifat teratas yang dapat menguras energi, membunuh ambisi dan merusak kebahagiaan.
Hal itu dijabarkan oleh psikoterapis Sean Grover, L.C.S.W., dalam laman psychologytoday.com.
1. Mengeluh
Komplain atau mengeluh adalah musuh kebahagiaan. Kepuasan apa pun yang didapat sering kali tak dianggap.
Tidak ada yang salah dengan perasaan tidak mudah puas, terutama jika hal itu menginspirasi kita untuk tumbuh dan menantang diri sendiri.