Corona di Bali

12 Ton Biji Kakao Asal Jembrana Diekspor ke Belanda di Tengah Pandemi Covid-19

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana acara pelepasan ekspor biji kakao asal Jembrana ke Kota Den Haag Belanda, Senin (19/10/2020).

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), sektor pertanian di Bali berhasil melakukan ekspor produk biji kakao fermentasi organik asal Jembrana hingga ke Belanda.

Ekspor biji kakao sebanyak 12 ton ini dilakukan oleh Dejan Borisavljevic, seorang pengusaha asal Kota Den Haag, Belanda.

Pengusaha tersebut menyukai kualitas biji kakao Jembrana untuk diolah menjadi produk coklat dan sebagainya.

Dengan adanya ekspor ini produk-produk pertanian Bali dinilai memiliki daya saing dengan produk-produk  dari negara lain.

Baca juga: Suka Tantra Sejak Kecil, Ketut Arsana Pilih Jadi Guru Yoga hingga Obati Artis Internasional

Baca juga: Jaringan Air Tirta Mangutama Belum Direvitalisasi, Dewan Badung: Wajar Warga Ngeluh Air Sering Mati

Baca juga: Ratusan Hotel dan Restoran di Klungkung Bakal Tak Kebagian Hibah Pariwisata karena Belum Berizin

Oleh karena itu, ekspor pertanian Bali diharapkan dapat dikembangkan guna menunjang sektor pariwisata yang terpuruk.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ekspor tersebut.

Ekspor biji kakao ini diharapkan menjadi cerminan dan memacu sektor pertanian Bali bisa bangkit dan berkembang lebih maju serta terus meningkatkan ekspor produk serupa maupun produk-produk pertanian lainnya yang memiliki kualitas unggul.

“Ke depan sektor pertanian harus dibangun dengan baik, menggali lebih dalam potensi yang ada, sehingga pertanian Bali maju dan Bali pun tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata.

Disamping juga dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat Bali,” tegas Cok Ace saat mengikuti acara pelepasan ekspor biji kakao secara virtual dari ruang kerjanya, Senin (19/10/2020).

Diharapkan olehnya, pertanian bisa menjadi sektor yang menjanjikan dan mampu memberikan penghidupan bagi para pelakunya sehingga minat masyarakat menjadi petani pun meningkat.

“Pertanian yang maju adalah pertanian yang memberi nilai lebih, para petani memperoleh pendapatan yang lebih baik, sehingga animo untuk mengolah lahannya pun meningkat,” tuturnya.

Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar, Kusuma Santi menyatakan, produk pertanian Bali sangat diminati, salah satunya kakao yang bijinya bernilai sangat tinggi.

 Oleh karena itu, Bea Cukai ikut mendorong peningkatan budaya kakao, terutama dalam kaitan ekspor yang bisa memberikan pendapatan bagi negara.

Melalui program Klinik Ekspor, Bea Cukai mendorong para Industri Kecil Menengah (IKM) untuk melaksanakan proses ekspor-impor secara mandiri tanpa pihak ketiga sehingga mampu mengurangi biaya produksi.

Baca juga: Sebelum Vaksin Covid-19, Warga Diimbau Terapkan 3 M

Baca juga: Mayat Tanpa Busana Tergeletak di Hutan, Permukaan Kulit telah Menghitam

Baca juga: Teco Apresiasi 4 Pemain Muda Trial Bali United

Halaman
12

Berita Terkini