Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masyarakat di Pulau Dewata yang tergabung atas ‘Aliansi Bali Tidak Diam’ kembali menggelar demonstrasi guna menolak pengesahan Undang-Undang (UU) 'Omnibus Law' Cipta Kerja, Kamis (22/10/2020).
Diantara massa aksi, petugas kepolisian, dan pecalang juga terlihat sekumpulan orang berpakaian rompi berwarna merah dan hitam khas petugas medis.
Setidaknya terdapat 10 personel yang ternyata merupakan relawan medis dari IEA (Indonesian Escorting ambulance) Wilayah Bali.
Didik Setya Sandi, Koordinator IEA Wilayah Bali menjelaskan bahwa organisasi IEA ikut turun ke jalan atas dasar kemanusiaan.
Baca juga: Aliansi Bali Tidak Diam Orasi Suarakan Aspirasi: Kami Tak Rusuh,Kami Menolak Omnibus Law Cipta Kerja
Baca juga: Gedung DPRD Badung Disterilkan, Gugus Tugas Semprotkan Disinfektan Antisipasi Penyebaran Covid-19
Baca juga: Bendesa Agung MDA Tegaskan Pasikian Pecalang Jaga Bali Tanpa Syarat
Tujuannya adalah membantu siapapun di lokasi demonstrasi jika mungkin mengalami cidera dan membutuhkan bantuan medis.
"Kami hari ini giat ke jalan atas dasar kemanusiaan.
Mengingat demonstrasi yang sebelumnya itu minim bantuan medis," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, kehadiran di IEA Wilayah Bali di lokasi demonstrasi adalah netral.
Tidak hanya untuk melayani pertolongan pertama untuk kepolisian dan pendemo, namun untuk siapapun yang membutuhkan bantuan medis.
Baik membutuhkan rujukan rumah sakit ataupun treatment di lokasi demonstrasi.
"Ini pertama kali kami di lokasi demonstrasi omnimbus law.
Demo yang sebelumnya kami cuma memantau dari kejauhan dan di rumah masing-masing," tambahnya.
Sementara, demonstrasi hari ini, IEA Wilayah Bali juga menyiagakan satu mobil ambulans yang bekerja sama dengan Yayasan Abdi Mandiri, Nusa Dua.
IEA (Indonesian Escorting ambulance) memiliki agenda utama, yaitu memandu mobil ambulans yang membutuhkan pengawalan agar cepat sampai rumah sakit tujuan.(*)