Bade Roboh Timpa Rumah Warga

Sembilan Fakta Bade 20 Meter Roboh & Timpa Rumah Warga di Gianyar, Berikut Makna Secara Niskala

Penulis: I Wayan Eri Gunarta
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bade setinggi 20 meter di Desa Keliki Kangin Gianyar, Bali, roboh, Minggu (25/10/2020).

TRIBUN-BALI.COM - Peristiwa robohnya bade setinggi 20 meter hingga menimpa rumah warga terjadi di Desa Adat Keliki Kangin, Kecamatan Tegalalang, Gianyar Bali, Minggu (25/10/2020) siang. 

Musibah tersebut terjadi saat upacara pitra yadnya atau plebon di desa setempat. 

Berikut fakta-fakta kejadian bade dengan ketinggian sekitar 20 meter roboh hingga menimpa rumah warga. 

1.  Terjadi di Desa Adat Keliki Kangin Gianyar 

Baca juga: Pandangan PHDI Bali Soal Musibah Robohnya Bade di Gianyar, Harus Ada Upacara Pengulapan & Banten Ini

Upacara pitra yadnya atau plebon di Desa Adat Keliki Kangin, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali, mengalami musibah, Minggu (25/10/2020) siang.

Hal tersebut dikarenakan bade dengan ketinggian sekitar 20 meter roboh menimpa rumah warga dalam perjalanan menuju setra (kuburan) setempat.

Namun beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Jenazah lalu digotong dari TKP ke setra.

SAKSIKAN VIDEO TERKAIT BADE ROBOH DI YOUTUBE TRIBUNBALI

2. Peristiwa Terjadi Minggu Siang

Jro Bendesa Keliki Kangin, I Made Sudiasa mengungkap, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 Wita.

Kata dia, upacara ini merupakan pitra yadnya mendiang Ngakan Gede Padma.

3. Diarak 80 Krama

Sebelum peristiwa tersebut berlangsung, bade ini diarak oleh sekitar 80 orang krama.

Dari rumah mendiang hingga ke kuburan, kata dia, jaraknya sekitar satu kilometer.

4. Rute perjalanan bervariatif

Dalam perjalanan, rute yang dilalui bervariatif.

Mulai dari turunan, tanjakan dan jalanan datar.

Dalam perjalanan menurun maupun tanjakan, kata dia, kondisi bade masih aman.

Namun dalam kondisi datar dan jaraknya sudah dekat dengan kuburan, bade tersebut tumbang secara perlahan ke bagian samping, bersender di rumah warga setempat.

"Badenya itu tumbang menimpa rumah warga. Untung di situ ada rumah warga, kalau tidak, bisa-bisa ada korban jiwa," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Bade Setinggi 20 Meter Roboh di Gianyar, Tumbang Perlahan Saat Sudah Dekat Kuburan

Baca juga: Bade Roboh di Gianyar, Begini Sosok Almarhum Semasa Hidup, Profesional dan Terpandang

Baca juga: Bade Setinggi 20 Meter Roboh di Gianyar, Keluarga Akui ada Permintaan Khusus

5. Bade Bukan Buatan Krama 

Kata dia, saat bade tersebut tumbang, dan tumpang tempat layon bersandar di atas bangunan warga, saat itu petugas Pemadam Kebakaran Gianyar langsung mengevakuasi layon tersebut, lalu digotong oleh krama.

Sudiasa mengatakan, bade tersebut bukan buatan krama adat, tetapi dari membeli.

Kata dia, diduga penyebab tumbangnya bade tersebut dikarenakan konstruksi bagian bawah bade atau di atas 'sanan' kurang bagus.

"Badenya rusak di atas sanan sehingga tumbang. Saat ini bade rusak direcah-recah dan upacara kremasi sudah berjalan," tandasnya.

6. Secara Niskala peristiwa besar

Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa.

Namun, kata dia, secara niskala hal ini merupakan peristiwa besar.

Bahkan rumah yang ditimpa bade tersebut, menurut dia, harus diupacarai untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada penghuni rumah.

Terkait hal ini, pihaknya pun akan melakukan rapat dengan prajuru adat lainnya.

"Nanti malam ada paruman (rapat) untuk membahas tindak lanjut terkait hal ini," tandasnya.

7. Tidak menimbulkan korban

Kapolsek Tegalalang, AKP Ketut Sudita saat dikonfirmasi mengatakan, tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini.

Kata dia, ketika bade mendekati kuburan, dikarenakan konstruksi bade kurang bagus di bagian sambungan, sehingga tumbang dan bersandar atap rumah warga.

Setelah kejadian tersebut, kata dia, jenazah langsung digotong ke kuburan dan bade lantas didorong ke kuburan.

"Tidak ada korban jiwa dan kerusakan,dan semua sudah berjalan lancar," tandasnya.

8. Sosok Almarhum Semasa Hidup

Semasa hidup, Ngakan Padma terkenal profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pengacara.

Begini pengakuan pegawai Pengadilan Negeri Gianyar yang mengenal sosok Ngakan Padma, yang jenazahnya ada pada bade roboh dalam upacara Pitra Yadnya di Desa Keliki Kangin, Gianyar, Bali, Minggu (25/10/2020).

Ia disebut sebagai seorang tokoh masyarakat.

Ngakan Padma, selain pernah menjabat sebagai Perbekel Keliki dua periode, ia juga merupakan advokat atau pengacara terpandang.

Humas Pengadilan Negeri Gianyar, Wawan Edi Prastiyo, yang juga pengacara di PN Gianyar, Minggu (25/10/2020), mengatakan, ia sudah mengenal almarhum cukup lama.

"Almarhum Pak Ngakan Padma itu setahu saya pengacara senior di Gianyar. Sebagai pengacara senior, ia punya nama di Gianyar. Namun, sekitar tahun-tahun terakhir ia sudah tidak aktif lagi beracara di Pengadilan Negeri Gianyar, mungkin karena faktor usia lebih memilih banyak aktivitas bersama keluarga dan adat," ujar Wawan.

Wawan juga menilai mendiang merupakan pengacara profesional.

"Almarhum sebagai advokat sangat profesional, di dalam beracara sangat fokus pada persoalan dan menjunjung tinggi etika profesi. Kalah sekali pun perkaranya, tetap menjaga profesionalisme. Semoga beliau amor ring acintya," tandasnya.

9. Permintaan Khusus dari Keluarga

Panitia Plebon Desa Adat Keliki Kangin, Tegalalang, Ngakan Pramono menilai robohnya bade tersebut terjadi karena berbagai hal.

Satu di antaranya, pihaknya selaku pihak panitia sekaligus keluarga almarhum, meminta supaya undagi membuat bade seringan mungkin.

Diduga karena material ringan ini, sehingga material tidak kuat menahan tekanan angin.

"Undaginya sudah berpengalaman, dan baru kali ini terjadi hal seperti ini. Mungkin karena permintaan kami agar dibuatkan bade seringan mungkin, sehingga tak kuat lalu roboh," tandasnya.

Permintaan bade yang ringan ini, kata dia, tak terlepas dalam memenuhi protokol kesehatan.

Di mana sebelum menggelar plebon, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Gianyar, termasuk pihak kepolisian.

Di mana pihaknya diminta selama prosesi, baik persiapan hingga kegiatan puncak harus menaati protokol kesehatan, seperti membatasi jumlah peserta, dan sebagainya.

Dalam mewujudkan pembatasan jumlah peserta ini, kata Pramono, disiasati degan membuat bade ringan supaya bisa diarak oleh sedikit orang.

"Protokol kesehatan sudah berjalan sangat baik, dari aparat kepolisian juga telah mengawasi dengan sangat baik" tandasnya.

(*)

Berita Terkini