Jerinx SID Dilaporkan ke Polda Bali

Jerinx Jelaskan Alasan & Maksud Dibalik Kalimat yang Diunggahnya di Media Sosial

Penulis: Putu Candra
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penggebuk drum band Superman Is Dead (SID), I Gede Ary Astina alias Jerinx menjalani sidang agenda pemeriksaan terdakwa kasus dugaan ujaran kebencian 'IDI Kacung WHO' di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (27/10/2020).

Kembali mengenai unggahan itu, Jerinx pun menyatakan, bahwa dirinya mengetahui ada aturan tertentu yang mengatur, seperti UU ITE.

"Akibat dari unggahan ini, saudara diproses sampai persidangan. Saudara menyesal tidak," tanya Jaksa Otong.

"Begini. Ketika IDI merasa sakit hati dengan kata-kata itu, saya minta maaf. Tapi maksud saya bukan untuk menyakiti hati mereka, bukan untuk membubarkan mereka. Tapi sebatas meminta tanggapan segera, karena ini menyangkut nyawa bayi," jawab Jerinx.

"Tapi saudara menyesal," tanya kembali Jaksa Otong.

"Yang saya rasa, kenapa proses diskusi atau mediasi tidak diadakan. Saya tidak mengerti kenapa saya sampai harus masuk penjara. Sampai IDI menjadi sorotan gara-gara kasus ini. Padahal kami sebenarnya tinggal diskusi saja. Sebenarnya argumen saya dari awal meminta respon masalah rapid. Itu tidak salah. Buktinya rapid sekarang dinyatakan tidak valid," papar Jerinx.

"Ini kita berbicara masalah nyawa. Kalau saya pribadi lebih baik saya dipanggil kacung daripada saya harus membunuh bayi orang lain dengan alasan syarat rapid. Itu saya," tegas Jerinx kembali.

Dilanjutkan Jaksa Bagus yang menanyakan klarifikasi dan validasi terkait komentar atau pesan singkat netizen diunggahan Jerinx.

Jerinx menyatakan isu rapid test pada ibu-ibu hamil atau mau melahirkan justru dibaca olehnya di media yang valid.

Seperti kejadian di Makassar dan Bandung.

"Saya baca di media. Berarti itu sudah terverifikasi di media. Mereka yang DM saya juga mengirimkan barang buktinya. Ada yang menyertakan foto. Itu jumlahnya ribuan tidak bisa saya cek satu per satu. Yang jelas, yang menjadi dasar kuat saya adalah kejadian di Makassar dan di Bandung," terangnya.

Ditanyakan kenapa unggahan itu ditujukan ke IDI.

Menurut Jerinx, IDI adalah lembaga yang paling punya pengetahuan dan akses untuk mengetahui apakah rapid itu valid atau tidak.

Pula ditanyakan apakah Jerinx sadar maksud dari unggahannya itu akan tidak sesuai maksud komentar yang muncul dari netizen atau pengikutnya.

"Sebelum saya mengunggah postingan itu, sudah banyak komentar-komentar (negatif) seperti itu. Tanpa saya memposting itu masyarakat sudah banyak yang mempertanyakan keberpihakan IDI. Ini kan media sosial siapapun bisa berkomentar. Saya men setting sosial media untuk publik. Jadi saya sudah tahu konsekuensinya," jawab Jerinx.

Perihal kesepakatan damai dengan dr. Tirta san IDI kembali disampaikan Jerinx.

Halaman
1234

Berita Terkini