TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada Juli 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar mencatat inflasi bulanan atau month to month (mtm) mencapai 0,37 persen.
Di mana beras menjadi komoditas penyumbang inflasi bulanan tertinggi sebesar 0,15 persen.
Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Denpasar, I Wayan Putra Sarjana mengatakan, lima komoditi pokok penyumbang inflasi bulanan pada Juli 2025 yakni beras dengan andil 0,15 persen.
Baca juga: Tarif Abonemen Air di Buleleng Bali Naik Rp 3 Ribu, PDAM: Menyesuaikan dengan Inflasi
Kemudian ada tomat dan cabai rawit 0,06 persen.
Selanjutnya tongkol yang diawetkan 0,04 persen dan bawang merah 0,03 persen.
Serta pendidikan untuk TK 0,01 persen dan SD 0,03 persen.
Baca juga: Inflasi Prediksi Hanya 0,02 Persen, Pasokan Bahan Pangan Aman, BI Fokus Sinergi Pengendalian Pangan
Secara tahunan atau year on year (yoy) inflasi di Kota Denpasar pada Juli tercatat 3,51 persen.
Inflasi tahunan ini didorong oleh kenaikan harga pada sepuluh kelompok pengeluaran.
Di antaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,38 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,86 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,25 persen.
Baca juga: Tekan Inflasi Jelang Hari Raya Kuningan, Pemkab Bangli Gelar Operasi Pasar Murah
Kemudian kelompok perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 2,43 persen.
Kelompok kesehatan 4,95 persen, transportasi 0,85 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,26 persen, pendidikan 5.62 persen.
Penyediaan makanan dan minuman/restoran 3,21 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 6.56 persen.
"Untuk bulan Agustus ada dua komoditi yang perlu diwaspadai yakni beras dan bawang merah sebagai penyumbang inflasi," katanya. (*)
Berita lainnya di Inflasi di Denpasar