“Siapakah yang melakukan yoga semadi sedemikian hebatnya di bumi, sehingga para dewa bersedia turun dari swarga loka (surga) untuk melihat di bumi,” katanya.
Para dewa pun, berkehendak melihat siapa sosok yang melakukan yoga sampai membuat hati para dewa ini tersentuh.
Diceritakan setelah para dewa turun ke bumi, ternyata para dewa ini melihat cahaya di atas lautan antara selat Nusa dengan Bali.
Tak lain, adalah sang pangeran I Gede Mecaling yang melakukan tapa brata yoga dan semedi yang begitu hebat.
Dengan ketekunan tersebut, akhirnya Ida Bhatara Siwa, Durga, Yama, Indra, dan Waruna memberikan anugerah kesaktian berupa ajian Kanda Sanga kepada I Gede Mas Mecaling.
Setelah mendapat anugerah Kanda Sanga ini, tiba-tiba fisik Pangeran I Gede Mecaling menjadi berubah.
Badannya menjadi besar, wajahnya menjadi menyeramkan, taringnya menjadi panjang, suaranya menggetarkan seisi jagat raya.
Sedemikian hebat dan sangat menyeramkan, maka seketika itu juga jagat raya menjadi guncang.
“Kegaduhan, ketakutan, kengerian yang disebabkan oleh rupa, bentuk, dan suara yang meraung-raung siang dan malam dari pangeran I Gede Mecaling membuat gempar di mercapada (dunia),” sebutnya.
Melihat dan mendengar hal itu, para dewa pun ikut menjadi bingung karena tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kesaktian pangeran I Gede Mecaling.
Bahkan sesungguhnya para dewata ini pun, sejatinya tidak ada yang bisa menandinginya.
“Tidak ada yang bisa mengalahkan kesaktian pangeran I Gede Mecaling yang bersumber dari kedua taringnya, yang telah diberi anugerah oleh Ida Bhatara Siwa, dan para dewa lainnya,” jelas Manca.
Selain dari taring (caling), I Gede Mecaling juga memliki kesaktian Catur Sakti.
Perangainya yang tampan, menjadi tiba-tiba menyeramkan dan taringnya adalah sumber kesidhiannya atau kekuatannya, sehingga berkuasa atas rakyat Nusa sekala-niskala.
Atas kesaktian I Gede Mecaling ini, pada akhirnya dirinya menjadi nyapa kadi aku atau lupa diri.