Budaya

Pusat Kebudayaan Bali akan Dibangun di Klungkung, Adhi Ardhana: Kita Tidak Buang Uang

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana saat ditemui awak media di Denpasar, Selasa (3/11/2020)

"Fasilitas kesehatan itu kan sudah tersedia, sekarang kan masalah ekonomi ini agar masyarakat ini tetap bisa berekonomi. Syaratnya harus satu ada, daya beli. Daya beli butuh likuiditas. Saya sekarang di Komisi III mendorong infrastruktur yang ada dikaikatan dengan RPJM. Di RPJM kan ada juga Pusta Kebudayaan (Bali) ini sebagai bagian dari janji Pak Gubernur dan memang sangat baik ya kita dorong agar terlaksana," tuturnya.

Bagi Adhi Ardhana, pembangunan Pusat Kebudayaan Bali bakal bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dampak ekonomi langsung yakni bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

Misalnya, saat pembangunan tersebut pemerintah akan membeli tanah masyarakat.

Ketika itu, masyarakat menjadi memiliki uang untuk memakai belanja atau diinvestasikan.

Kemudian secara tidak langsung akan bertampak beberapa tahun mendatang ketika Pusat Kebudayaan Bali sudah terbangun.

Pada saat itu, Kabupaten Klungkung akan mampu meningkatkan PAD dikarenakan mendapatkan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) dan mendapatkan penerimaan daerah bukan pajak berupa retribusi.

"Ini suatu circle lah, circle perekonomian. Makanya kalau kita dikatakan membuang uang, enggak. Uang ini sebenarnya langsung diberikan kepada masyarakat. Kalau kita diam justru masyarakat berjalan sendiri jadinya dengan dananya. Sementara ini adalah kita men-spending dana. Contoh hibah Provinsi Bali, sepanjang kita bisa kita cairkan. Jadi ada uang di masyarakat," jelasnya.

Adhi Ardhana menuturkan, Pusat Kebudayaan Bali dibangun guna merepresentasikan Bali secara utuh dalam suatu kawasan.

Di dalam kawasan tersebut muncul berbagai museum tematik, tempat pertemuan, gelanggang olahraga (GOR), panggung terbuka semacam Ardha Candra yang besarnya hampir dua kali lipat dan berbagai fasilitas lain.

"Nah ini akan menjadi pusat kita melakukan kegiatan-kegiatan budaya di sana," tegas pria yang sempat duduk di Komisi II DPRD Bali itu.

Keberadaan Pusat kebudayaan Bali ini juga tidak bisa berdiri sendiri.

Pasalnya, kebudayaan bisa menjadi besar apabila ada yang meminati sehingga harus disiapkan community di sekitarnya agar bisa menikmatik kebudayaan yang ada di sana.

Keberadaan masyarakat ini akan difaktualkan dalam bentuk bisnis semacam Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Tak hanya itu, pembangunan Pusat Kebudayaan Bali juga bakal merepresentasikan visi pembangunan Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Halaman
123

Berita Terkini