Tukar Sampah dengan Beras Jadi Rutinitas di Banjar Mas Ubud

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto: Aktivitas penukaran sampah di Banjar Mas, Desa Sayan, Ubud, Gianyar, Bali, Jumat (27/11/2020)

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Keberadaan Bank Sampah Luwu Mas, Banjar Mas, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, memiliki peran penting bagi masyarakat.

Selain menjadi sarana agar masyarakat tidak membuang sampah sembarang, mereka juga membantu perekonomian masyarakat di tengah kelesuan ekonomi, dengan menyediakan program tukar sampah menjadi beras atau bisa juga diuangkan maupun di tabung. 

Menariknya, program penukaran sampah menjadi beras yang dimulai awal pandemi Covid-19, kini telah menjadi rutinitas dua bulanan warga. 

Ketua Bank Sampah Luwu Mas, Ni Ketut Maskar Denawangi mengatakan, sebenarnya aktivitas bank sampah di banjar ini sudah berlangsung sejak lama atau sebelum pandemi, tepatnya Maret 2019.

Baca juga: Pastikan Pilkada Badung Aman, Kapolda Bali Kunjungi Polres Badung

Baca juga: Terbukti Coba Cabuli Tetangga Kos, Hendrikus Pikir-pikir Dijatuhi Bui 3,5 Tahun

Baca juga: 7 Drakor Romantis Ini Buat Hari-hari Jadi Lebih Hangat, Cocok Dinikmati Saat Hujan

Namun dalam keterpurukan ekonomi dampak pandemi, pihaknya mulai mengadakan dua kegiatan, yakni menukar sampah menjadi beras atau menjadi tabungan uang. 

“Ini sebenarnya kegiatan kami lakukan sebelum pandemi yang terlaksana setiap bulan. Karena situasi pandemi, makanya sekarang ada dua kegiatan. Yaitu bank sampah dan tukar sampah plastik dapat beras,” ujarnya, Jumat (27/11/2020).

Menurut Maskar, antusiasme masyarakat relatif tinggi.

Terlebih lagi cara untuk menukarkannya relatif mudah.

Yakni hanya cukup datang ke bale banjar dengan membawa sampah.

Kata dia, sampah yang dibawa merupakan sampah plastik yang bisa didaur ulang.

Terkait beras yang digunakan dalam kegiatan ini, Maskar mengatakan, pihaknya selama ini bekerjasama dengan sejumlah donatur yang ada di banjar setempat. 

"Dalam kegiatan ini kami menyediakan beras sekitar 289 kilogram. Kita bekerjasama dengan para donatur yang ada di desa ini untuk tukar sampah dapat berasnya yang sudah berjalan selama empat kali. Sedangkan bank sampah sudah tujuh kali. Sementara tabungan warga rata-rata baru di bawah Rp. 100 ribu, paling besar Rp. 80 ribu. Karena yang mereka tabung adalah sampah plastik, sehingga ringan saat ditimbang,” ungkapnya.

Kelian Dinas Banjar Mas, I Made Dwi Prayoga mengatakan, kegiatan ini sangat membantu perekonomian masyarakatnya.

Tak hanya itu, hal ini juga telah menjaga kebersihan lingkungannya.

Sebab masyarakat lebih aktif memungut sampah plastik yang dibuang sembarangan.

Bahkan pengumpulan sampah ini tak hanya dilakukan oleh orang tua, tetapi juga anak-anak.

Karena itu, kata dia, secara tidak langsung kegiatan ini juga sebagai sarana edukasi tentang kebersihan lingkungan.

“Di tengah perekonomian warga yang lagi krisis sekarang ini sudah sepatutnya kita saling bahu membahu,” ujarnya. (*).

Berita Terkini