TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Puluhan warga mengiringi proses pengabenan KAW atau Wulan (23), selebgram Bali yang tewas bunuh diri dengan cara melompat dari lantai empat di sebuah penginapan di Jimbaran, Kamis (3/12/2020) pagi.
Pengabenan dilaksanakan di Setra Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng.
Dari pantauan di lokasi, sebelum diaben, pihak keluarga lebih dulu melakukan prosesi pemandian jenazah, di rumah duka Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Anyar.
Setelahnya, jenazah kemudian dibawa ke Setra Kayubuntil untuk dikremasi.
Ibu kandung korban, Luh Supartini dan ayahnya Ketut Widiarta tampak tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian anak kesayangannya itu.
Ditemui di sela-sela upacara pengabenan, Ketut Widiarta mengatakan, anak ke empatnya itu merupakan sosok yang sangat baik dengan kedua orangtuanya.
"Anaknya tidak pernah membantah. Dia selalu baik dengan orangtua, kakak dan adik-adiknya," kenang Widiarta.
Pria berusia 64 tahun ini menuturkan, sejak almarhum duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), ia berpisah dengan sang istri Luh Supartini.
Sejak berpisah itu, almarhum Wulan lebih sering tinggal bersama ibunya di Denpasar.
"Dia hanya sesekali pulang ke Buleleng, kalau ada hari raya. Waktu kuliah kebidanan dia di Yogyakarta, jadi agak jarang juga ketemu dengan saya. Tapi dia sering hubungi lewat telepon nanya kabar saya," ucap Widiarta.
Sebelum meninggal, Widiarta mengaku almarhum sempat meminta izin kepadanya untuk pulang ke Buleleng mengajak sang pacar.
Bahkan, almarhum juga sempat menyebut ingin segera menikah.
"Ya saya bilang boleh. Wulan kan sudah besar, sudah bisa memilih pacar sendiri. Dulu dia sempat bilang mau nikah tapi saya bilang jangan dulu. Saya sarankan dia biar dapat kerjaan dulu, biar mantap menjalankan rumah tangga," singkatnya.
Melompat dari Lantai Empat
Seperti diketahui, KAW atau Wulan meninggal dunia pada Sabtu (28/11/2020) akibat bunuh diri, melompat dari lantai empat sebuah penginapan di kawasan Jimbaran, Kabupaten Badung.
Wanita kelahiran Singaraja, 18 Juli 1997 itu diduga bunuh diri akibat masalah asmara.
Kapolsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai menduga dilatarbelakangi masalah asmara.
"Dugaan kami, motifnya karena masalah asmara. Mengingat sebelumnya korban terakhir bersama pacarnya," ujarnya dihubungi Tribun Bali, Sabtu (28/11/2020) sore.
Kapolsek Kuta Selatan sebelumnya menginformasikan ada seorang perempuan yang tinggal di salah satu kos di Jimbaran, nekat melompat dari balkon lantai 4.
KAW melompat dari lantai 4 tempat tinggalnya pada Sabtu (28/11/2020) pukul 10.00 Wita.
Saat jatuh, korban sempat sekarat sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di RS Bali Jimbaran.
Berdasarkan keterangan saksi I Gede Sumarta (57), yang merupakan warga sekitar, saat itu ia sedang beristirahat setelah membersihkan rumput yang ada di gang rumahnya atau depan penginapan.
"Saat itu saya melihat ia sedang berada di lantai 4 dan lagi duduk. Saya gak curiga kalau ia mau melompat," ujarnya, Sabtu (28/11/2020) sore.
Lebih lanjut dikatakan, KAW sempat foto keberadaannya yang duduk sendirian di lantai 4 tersebut.
Berselang 30 menit, saksi dikagetkan dengan suara dari penghuni kos atau penginapan.
"Ada sekitar 30 menit, saya kaget dengar suara penghuni dari kos itu, dan saat lihat keluar, perempuan yang di atas balkon itu ternyata sudah tergeletak di bawah dalam kondisi mengenaskan," tuturnya.
Sementara menurut keterangan saksi, Ketut Devina Mayunita yang tidak jauh dari lokasi kejadian, sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi, ia melihat KAW sudah dua mingguan meninggalkan rumah.
Duduk persoalannya lantaran ribut dengan ibunya dan mengatakan akan pergi ke Singaraja untuk menemui bapaknya.
Tetapi korban ternyata tinggal bersama pacarnya di salah satu kos di Jimbaran, Badung, Bali.
"Saya sebelumnya mendapatkan kabar dari sepupu saya, korban meninggal dunia karena melompat dari balkon lantai 4 kos tempat tinggalnya," ujar saksi.
Mengenai hal tersebut, ia lantas pergi ke lokasi untuk mengecek kabar tersebut.
Namun sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), saksi sudah melihat korban tergeletak di jalanan dan ditangani tim medis.
"Sesampainya di lokasi saya melihat korban sudah tergeletak di jalanan dengan posisi sudah meninggal dunia," tambahnya kepada Tribun Bali.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(*)