Berita Jembrana

Bupati Terpilih Nengah Tamba Kunjungi Warga Terdampak Banjir Bandang di Pekutatan Jembrana

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati terpilih Jembrana, Nengah Tamba bersama PJ Sekda Jembrana I Nengah Ledang mengunjungi warga terdampak banjir bandang, Minggu (17/1/2021).

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Banjir Bandang terjadi sekitar pukul 04.00 WITA dini hari pada Jumat 15 Januari 2021.

Akibat banjir bandang ada 12 rumah yang terkena dampak air bah yang membawa material berupa kayu, lumpur dan material lainnya.

Bupati terpilih Jembrana 2020-2024, I Nengah Tamba pun mengunjungi warga yang terkena dampak.

Nampak juga Tamba bersama Pj Sekda Jembrana, I Nengah Ledang, Minggu 17 Januari 2021.

Baca juga: Polres Dibantu BPBD Jembrana Bersih-Bersih Pantai Medewi Pasca Banjir Bandang

Tamba menuturkan, bahwa untuk meringankan beban para korban banjir bandang, bantuan mengalir dari donatur.

Selain bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan makan dan minum warga terdampak, sejumlah komunitas berdatangan membantu warga terdampak di tiga desa yang dilanda banjir bandang.

Secara pribadi pun, ia turut memberikan bantuan untuk warganya tersebut.

“Kami turut prihatin dengan terjadinya bencana banjir ini, apalagi di tengah bencana non alam pandemi Covid-19, bantuan dari donatur sangat dibutuhkan meringankan beban” ucapnya.

Tamba mengaku, bahwa dengan adanya banjir, maka sebaiknya tidak saling menyalahkan.

Karena bencana banjir bandang  memang sebuah bencana yang tidak bisa diprediksi.

Dan untuk itu ia mengharapkan warga bersabar dan tabah menghadapi bencana ini.

Pihaknya bersama Yonif Mekanis 741 Garuda Nusantara, BRI Cabang Negara, komunitas Pajero Bali, Baligolf, Lemkari, PHRI dan Offroader Jembrana akan berusaha memulihkan kondisi warga karena bencana tersebut.

“Ya kami hanya bisa berkata tetap bersabar dan tabah.

Tidak perlu saling menyalahkan, mari bahu membahu menata ulang semuanya,” bebernya.

Seperti diberitakan, Bencana banjir bandang terjadi di aliran sungai Desa Pulukan dan Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, Jumat 15 Januari 2021 sekitar pukul 04.00 Wita.

Baca juga: Misbah Tak Menyangka Rumahnya Hanyut, 12 Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang di Pekutatan Jembrana

Air bah ini membuat setidaknya 12 rumah rusak, sembilan ekor sapi, serta puluhan ternak ayam mati dan hilang.

Informasi di lapangan, air sungai sudah sejak Kamis malam volumenya meninggi.

Menjelang dini hari, tiba-tiba banjir bandang terjadi.

Air bah itu mengalir dengan kayu, pohon, dan ranting-ranting besar.

Akhirnya, banjir juga menerjang hingga ke rumah warga dengan disertai lumpur.

Akibat banjir ada 12 rumah rusak di Banjar Lebah/Loloan, Desa Medewi.

Terparah ada tiga rumah, yaitu rumah milik Misbah yang hanyut, serta Agus Suparwan dan Sariin, yang rusak berat.

Sementara sembilan rumah lain dipenuhi lumpur.

Untuk ternak warga, ada sekitar sembilan ekor sapi yang ditambatkan di pinggiran sungai hanyut hingga ke pantai, yang jaraknya sekitar dua kilometer.

Sapi-sapi itu pun ditemukan mati.

Baca juga: BPBD Jembrana Salurkan Air Bersih bagi Warga Terdampak Banjir Bandang di Pekutatan

Puluhan ekor ayam juga hanyut hingga mati.

Seorang korban, Misbah, mengaku tidak menyangka bisa terjadi banjir bandang sebesar itu.

Apalagi sampai membuat rumahnya hanyut.

Menurutnya volume air di sungai tersebut memang selalu tinggi saat hujan lebat.

Tapi tidak sampai terjadi banjir bandang dan membuat belasan rumah warga rusak serta ternak hilang atau mati.

“Ini baru pertama kali. Sebelumnya tidak pernah seperti ini,” ucapnya mengeluhkan bencana tersebut.

Korban lainnya, Aluyah, warga tidak mampu dan penyandang disabilitas, mengaku perabotan dapurnya habis dan hanyut.

Ternak ayamnya juga hilang.

Ia mengaku sudah tidak ada lagi peralatan dapur dan kompor gas yang hilang entah di mana rimbanya.

“Semua habis. Ayam hanyut. Kompor dan panci serta semua peralatan dapur hilang,” jelasnya.

Dari kejadian ini, BPBD Jembrana dibantu anggota Polri dan TNI sedang berupaya membersihkan sisa-sisa lumpur yang berada di rumah warga dan mengalirkan air bersih.

Perbekel Desa Medewi, Nengah Wirama, mengatakan banjir bandang juga berdampak pada infrastruktur desa berupa jalan atau jembatan bambu.

Jalan sepanjang 500 meter putus sehingga akses warga terhambat.

Sebelumnya jalan yang putus sudah dua kali dihantam air besar, dan sempat dipasangi jembatan bambu.

Namun jembatan bambu itu putus.

“Ya putus karena banjir. Dulu jalan hot mix rusak karena dihantam air besar. Terus diganti dan sekarang rusak karena banjir bandang,” ucapnya, Jumat 15 Januari 2021.

Terkait kerusakan tiga rumah warga yang hanyut dan rusak berat itu, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan BPBD Jembrana.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.(*)

Berita Terkini