Sementara, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna juga tidak menampik jika dirinya memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
Saat menjalani screening, politisi asal Desa/Kecamatan Tejakula ini menyebut jika tekanan darahnya juga mencapai 170 mmHg.
Namun jika di kemudian hari tekanan darahnya sudah kembali normal, Supriatna mengaku siap untuk menjalani vaksinasi Covid-19.
“Selama ini saya sudah terapi dan rutin minum obat, tapi kadang tekanan darahnya masih fluktuatif. Tadi saat discreening 170, mungkin karena tegang. Saya juga tidak mau terlalu memaksakan. Nanti kalau tekanan darahnya sudah normal, saya siap divaksin,” terangnya.
Sekda Buleleng, Gede Suyasa, yang berhasil menjalani vaksinasi mengaku hanya merasakan sakit sedikit dibagian lengan, akibat bekas suntikan.
Usai menjalani vaksinasi ini, Suyasa diberi pesan oleh petugas medis untuk segera melapor ke dokter spesialis yang telah disediakan oleh Dinkes Buleleng jika mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Suyasa pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak ragu dengan vaksin Covid-19 ini.
Sebab hal ini merupakan upaya Pemerintah dalam memutus penularan Covid-19.
“Sakit sedikit, seperti dicubit. Setelah disuntik, saya menjalani observasi 30 menit juga tidak merasakan apa-apa. Mudah-mudahan terus tidak mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Vaksinasi ini akan dilakukan sebanyak dua kali. Dimana, vaksinasi ke dua rencananya akan dilaksanakan 10 Februari. ” ucapnya.
Setelah vaksinasi usai dilaksanakan kepada para tenaga kesehatan, sasaran selanjutnya, imbuh Suyasa, adalah petugas pelayanan publik.
Mengingat jumlahnya akan lebih banyak, proses vaksinasi akan melibatkan rumah sakit swasta yang ada di Buleleng, Bali.
“Kami akan kroscek persiapan rumah sakit swasta. Kalau saat ini belum bisa, karena mereka belum punya cold chain yang cukup untuk menyimpan vaksin,” tutupnya. (*).