Berita Bali

Soal Babi yang Langka di Pasaran, DPRD Bali Minta Pemprov Bagikan Bibit Gratis

Penulis: Ragil Armando
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPRD Bali, I Nyoman Sugawa Korry.

Begitu terus merangkak naik menjadi sekitar di angka Rp 90 ribuan. Jadi endak tiba-tiba naik, pelan dia naiknya," tuturnya.

Tak hanya daging, kenaikan juga dialami pada bibit babi.

Kondisi ini dikarenakan para peternak masih menggunakan bibitnya untuk keperluan sendiri guna memperbanyak indukan.

Sehingga bibit yang dilempar para peternak ke pasar menjadi berkurang.

Padahal, permintaan bibit babi di Bali sudah mulai meningkat saat ini.

Hal ini disebabkan karena petani yang awalnya takut memelihara babi akibat ASF, kini mereka mulai mencoba memelihara lagi.

"Rumah-rumah tangga yang dulu memelihara satu dua ekor, (sudah) pengen memelihara lagi. Ya ini jadi kan permintaan bibit banyak.

Sementara produksi dan indukan kita memang masih sedikit, dari peternak masih membuat indukan buat mereka sendiri. Jadi yang dilempar ke pasaran sedikit," kata dia.

Intan memperkirakan, harga bibit babi di pasaran saat ini lebih dari Rp 1 juta per ekor.

Harga ini tidak serta-merta bisa diturunkan mengingat perlu proses yang cukup panjang.

"Nah ini kan kaitannya dengan makhluk hidup ya babi, restocking itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Kita memang butuh waktu untuk itu. Butuh waktu gimana kita bisa menciptakan bibit, kan itu butuh dari indukan yang ada.

Jadi ya tidak banyak yang bisa kita lakukan selain menunggu proses ini secara alami. Karena kan tidak bisa di-cloning atau apa," tuturnya.

Sejauh ini Bali belum mengambil keputusan untuk mengambil bibit babi dari daerah luar karena alasan kesehatan.

Ada beberapa penyakit yang ada di daerah luar namun tidak ada di Bali.

Halaman
1234

Berita Terkini