Berita Denpasar

Hari Ketiga PPKM Mikro di Denpasar, Pedagang dan Pengunjung Pasar Kreneng Terima Edukasi Petugas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koramil 1611-01/Dentim saat melaksanakan pendisiplinan di Pasar Tradisional Kreneng Jalan Kamboja Desa Dangri Kangin Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, pada Kamis 11 Februari 2021 - Hari Ketiga PPKM Mikro di Denpasar, Pedagang dan Pengunjung Pasar Kreneng Terima Edukasi Petugas

Berdasarkan data Tribun Bali, kondisi tersebut relatif kontras dengan situasi Kelurahan Bitera.

Sebab kelurahan ini berada di Kota Gianyar, dekat dengan RSUD Sanjiwani sebagai rujukan pasien Covid-19, serta memiliki pasar adat yang aktif.

Lurah Bitera, I Gede Bagiada, Kamis 11 Februari 2021 membenarkan, memutus rantai covid-19 dengan pola PPKM skala mikro sudah diterapkan sejak era new normal.

Seperti, ketika ada warga meninggal dunia, krama tidak menggunakan bade atau arak-arakan yang melibatkan banyak orang.

Namun, prosesi menuju kuburan memakai kendaraan roda empat.

"Begitu ada meninggal, prajuru, Babinsa dan Bimas langsung ke rumah duka. Mensosialisasikan agar pemakaman dilakukan secara sederhana, tidak memakai bade dan sejenisnya, jenazah dibawa menggunakan mobil. Jumlah orang yang terlibat dibatasi," ujarnya. 

Dalam kegiatan upacara keagamaan, misalnya di rumah warga, warga langsung melaporkan kegiatannya ke kelian, lalu oleh kelian ditembuskan ke bendesa, lantas ke babinsa dan babinkamtibmas untuk melakukan sosialisasi prokes, dan mengawasi kegiatan keagamaan agar selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Panglima di masing-masing banjar itu prajuru. Selama ini, peran prajuru dan ketua satgas gotong-royong desa adat sudah berjalan sangat baik," ujarnya.

Dia mengungkapkan, ketika satgas gotong royong desa-desa di Bali dikatakan tidak aktif, di Kelurahan Bitera, mereka tetap aktif, baik mensosialisasikan prokes, memastikan tidak ada kerumunan dan sebagainya.

Seperti Satgas Gotong Royong di Desa Adat Batur Sari, kata dia, setiap Jumat, satgas bersama Karang Taruna setempat melakukan penyemprotan disinfektan. 

"Secara keseluruhan, satgas gotong-royong di tiga desa adat di sini sudah menjalankan PPKM skala mikro sejak dulu," ujarnya.

Bagiada tidak menampik, penerapan protokol kesehatan secara ketat di wilayahnya tak selalu berjalan mulus.

Dia mengakui, di sini juga terdapat warga yang membandel.

Namun karena kepiawaian petugas melakukan pendekatan, lambat laun masyarakat pun memahami.

"Saat ini, masyarakat sudah disiplin semua," tandasnya.

Meskipun disiplin, kata dia, bukan berarti Kelurahan Bitera terbebas dari covid-19.

"Tetap ada yang kena, tapi kami tidak tahu dia kenanya di mana. Namanya juga musuh yang tidak terlihat. Saat ini, ada satu warga yang masih dirawat karena covid-19. Sebanyak 18 orang sudah sembuh. Ini data sejak era new normal," tandasnya. (*)

(I Wayan Eri Gunarta)

Berita Terkini