Alat tentun juga masih terjangkau, berkisar Rp 4 sampai 5 juta,” ujarnya.
Selain mengusulkan endek menjadi ekstrakulikuler, pasca dilantik nanti Sedana Arta juga berencana untuk menggelar rapat dengan Dinas Perindustrian.
Terutama untuk mencari informasi apakah ada perajin tenun yang tidak aktif, serta kendala yang dihadapi.
“Saya mendapat informasi ada di wilayah Kintamani penenun yang tidak aktif lagi.
Mungkin kedepan saya akan tugaskan fraksi untuk mendatangi rumahnya, dan mencari tahu apa kendalanya.
Target kita paling tidak untuk tahun ini mampu membangkitkan seluruh perajin yang tidak aktif.
Paling tidak tahun ini total ada 60 perajin endek di Bangli. Baik yang telah dibangkitkan kembali, maupun penenun baru,” tandasnya. (*)