Berita Jembrana

Rencana Pembelajaran Tatap Muka Kembali Dirancang di Jembrana Bali

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka - Rencana Pembelajaran Tatap Muka Kembali Dirancang di Jembrana Bali

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Beberapa bulan lalu, simulasi pembelajaran tatap muka (PTM), sempat dilakukan oleh Disdikpora Jembrana.

SDN 1 BB Agung pun ditunjuk untuk menggelar PTM.

Sayangnya, Jembrana, Bali, kemudian mengalami lonjakan kasus dan berada pada zona merah atau risiko tinggi.

Bahkan selama dua bulan terakhir.

Baca juga: Aturan Covid-19 di Korea Utara Terlalu Ketat, Banyak Warga Dilaporkan Tengah Kelaparan 

Baca juga: Vaksinasi Dewan Gianyar Bali Berjalan Kondusif, Sekwan: Mari Sukseskan Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Satgas Covid-19 Bangli Bali Tak Tahu Soal Tunggakan Pembayaran Sewa Hotel Karantina OTG

Saat ini, Jembrana sudah masuk pada zona resiko sedang atau zona oranye.

Atas hal ini, Disdikpora pun merencanakan kegiatan PTM itu kembali lagi.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jembrana, Ni Nengah Wartini, Kamis 4 Maret 2021.

Wartini mengatakan, sedari awal pihaknya sudah merencanakan PTM tersebut.

Bahkan targetnya awal Januari 2021 sudah akan dimulai.

Dan itu dirancang sejak akhir 2020 lalu.

Nah, faktor yang tidak bisa dilakukan karena Jembrana masuk zona merah.

Dan segala persiapan juga pada waktu itu sudah siap.

Yakni, sarana dan prasarana untuk protokol kesehatan (prokes).

Selain itu, izin dari orangtua siswa untuk pembelajaran tatap muka di sekolah, serta sejumlah persyaratan lain yang harus dipenuhi sekolah.

“Penentunya, zona risiko Covid-19, jika masih zona merah maka masih belum boleh dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Tergantung nanti situasi Covid-19, jika sudah masuk zona yang diizinkan untuk belajar tatap muka akan kami laksanakan,” ucapnya.

Menurut Wartini, untuk saat ini, pihaknya juga sudah mulai merencanakan dengan persyaratan tersebut.

Untuk orangtua siswa sudah membuat surat persetujuan untuk pembelajaran tatap muka.

Dan nantinya, saat memasuki zona kuning, maka akan diminta persetujuan pada bupati untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah.

“Pada prinsipnya pembelajaran tatap muka mengutamakan keselamatan dan kesehatan seluruh siswa dan guru. Dan juga masyarakat,” bebernya.

Sementara itu, Kepala bidang pendidikan dasar Jembrana, I Nyoman Wenten mengaku, bahwa pembelajaran tatap muka itu tidak langsung bisa serentak digelar.

Namun, tergantung zona di masing-masing desa wilayah sekolah.

Ketika zona desanya sudah hijau atau kuning dan zona kabupaten tidak merah, maka akan dilakukan kegiatan PTM.

“Tapi tetap akan dilakukan terbatas. Artinya separuh sekolah, separuh di rumah,” ungkapnya. (*).

Berita Terkini