Berita Bali

Asosiasi RS Minta Tetap Nyala, Internet Wifi Hidup Saat Nyepi, Data Seluler Padam di Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Asosiasi RS Minta Tetap Nyala, Internet Wifi Hidup Saat Nyepi, Data Seluler Padam di Bali

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) wilayah Bali, Dr dr IBG Fajar Manuaba SpOG MARS menyatakan menolak jika koneksi internet melalui data seluler pada smartphone diputus ketika perayaan hari raya Nyepi.

Dokter Fajar menyatakan sudah menyampaikan keberatannya tersebut pada pertemuan, Kamis 25 Februari 2021 lalu.

"Sudah kami sampaikan pada Dinas Kesehatan pada 25 Februari lalu dan katanya sesuai dengan keputusan, jalur internet yang hidup hanya wifi saja. Saat ini kita harus mengikuti apa yang telah disampaikan oleh Presiden. Situasi ini merupakan situasi yang sangat ordinary sehingga kita tidak bisa bersikap biasa-biasa saja. Sementara hal lain yang harus kita cermati adalah kasus positif yang selalu melonjak setiap harinya hingga menyentuh angka 35 ribu," kata dr Fajar ketika dikonfirmasi Tribun Bali, Jumat 5 Maret 2021.

Dia menyatakan, terlebih saat ini isolasi untuk OTG telah dihentikan sejak 27 Februari.

Baca juga: 11 Poin Terkait Nyepi Tahun 2021 yang Perlu Kamu Ketahui, Bertepatan Hari Minggu 14 Maret 2021

Baca juga: Nyepi Tahun 2021, Internet Data Seluler Mati 30 Jam, Minggu Sampai Senin Pukul 6 Pagi

Yang membuat sebagian OTG harus isolasi di rumah. Tentu saja potensi penyebaran pun sangat besar.

Dan jika seperti itu, kata dia, siapa yang akan mengontrolnya.

Maka dari itu satu-satunya jalan dengan berkomunikasi dan menggunakan internet. Tidak cukup hanya menggunakan telepon dan SMS.

"Dan kondisi pasien Covid-19 OTG yang sedang melakukan isolasi di rumah, termasuk juga telemedicine. Jadi kalau hanya memikirkan internet wifi untuk di rumah dan di rumah sakit tidak terputus, itu kurang pas karena kita juga harus berhitung apakah kasus positif 35 ribu memiliki akses jaringan kabel semua. Bisa saja beberapa dari mereka hanya mengandalkan paket data," tambahnya.

Dan tidak menutup kemungkinan pasien Covid-19 OTG bisa jadi bergejala dalam waktu 24 jam.

Penyakit Covid-19 sendiri memang sangat dinamis mungkin ketika dini hari merasakan biasa-biasa saja, namun sewaktu-waktu bisa terjadi keburukan.

Maka dari itu pihaknya dari ARSSI meminta untuk konsisten jangan tanggung-tanggung dengan membuka internet pada masa pandemi ini.

Karena kita harus mendengarkan apa yang diimbau oleh Presiden. Dan jangan bersikap biasa-biasa saja pada kondisi yang luar biasa saat ini.

"Toh juga Nyepi tahun depan juga ada. Yang penting kita selesaikan terlebih dahulu pandemi. Jangan sampai ada korban gara-gara pemutusan komunikasi ini. Terlebih pada Rumah Sakit Daerah yang tidak semua dokternya stay atau tinggal di dalam rumah sakit selama Nyepi. Ada beberapa dokter yang standby-nya di rumah dan biasanya menerima laporan melalui media sosial WhatsApp. Dan jika internet diputus seperti itu tentu saja akan merepotkan," terangnya.

Dia mengatakan, sementara untuk OTG yang melakukan isolasi mandiri di rumah bisa saja terjadi masalah dan apa mungkin ia mengandalkan telepon dan SMS untuk melaporkan keadaan dirinya.

Maka dari itu, kata dia, jangan hanya berpikir bahwa rumah yang berisi wifi dan rumah sakit saja yang internet dapat berjalan.

Halaman
1234

Berita Terkini