Berita Denpasar

Selama 2021, Aplikasi Taboo Denpasar Tangkal 49 Hoax Tentang Covid-19 dan Vaksin

Penulis: Putu Supartika
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas sedang mengoperasikan aplikasi Taboo untuk menangkal berita hoax

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah pandemi Covid-19, gelombang hoax juga masih tetap ada.

Selama tahun 2021 ini, aplikasi Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) milik Pemkot Denpasar telah menangkal sebanyak 49 berita hoax tentang Covid-19 termasuk tentang vaksinasi Covid.

Rinciannya yakni 27 hoax Covid-19 serta 22 hoax vaksinasi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik (KIP), Gde Wirakusuma, Minggu 7 Maret 2021 siang.

Walaupun demikian, Wira mengaku pendeteksian ini belum bisa maksimal dikarenakan belum memiliki alat pendeteksi khusus.

"Beda dengan pusat, yang punya satgas khusus 24 jam mencari dan mendeteksi hoax. Kami belum bisa maksimal," katanya.

Baca juga: Dengan Aplikasi Taboo, Denpasar Bali Tangkal Penipuan Lewat Pesan Berantai  

Baca juga: Denpasar Luncurkan Aplikasi Taboo, Aplikasi Tangkal Hoax yang Dapat Petakan Daerah Penyebar Hoax

Baca juga: Deteksi Dini Penyebaran Informasi Hoax, Satgas Taboo Bakal Jaga Denpasar

Ia mengatakan biasanya pencarian lebih mudah menggunakan kata kunci.

Akan tetapi, untuk informasi yang beraifat hoax maupun disinformasi sangat sulit ditemukan kata kuncinya.

"Biasanya kalau pencarian di google kan langsung ketik kata kunci bisa keluar. Harusnya dengan kata kunci bisa lebih cepat. Tapi karena masih terbatas, agak sulit. Kalau misalnya ketik kata hoax di google tidak akan muncul berita atau informasi yang hoax," katanya.

Walaupun demikian, pihaknya memfokuskan pendeteksian di WhatsApp (WA) grup dan facebook.

Namun menurut Wira, hoax yang ditangkal selama ini kebanyakn berasal dari WA grup.

"Di WA grup penyebarannya sangat cepat, apalagi grup tersebut dengan anggota yang banyak," katanya.

Selain itu, juga sering menggunakan hasil verifikasi tangkal hoax milik pusat.

"Karena biasanya setelah di pusat, pasti hoax itu muncul di Bali walaupun belakangan. Sehingga kami tampilkan juga hoax yang sudah diverifikasi Kominfo," katanya.

Halaman
12

Berita Terkini