Mudah-mudahan secepatnya bisa selesai. Kita sudah berbulan-bulan puasa pendapatan, sudah berbulan-bulan masyararakat hidup tidak menentu.
Maka dari itu, situasi yang sudah mengarah ke hal baik, harus terus kita pertahankan dan tingkatkan," tandasnya.
Kabag Ops Polres Gianyar, Kompol I Wayan Latra mengatakan, saat ini pihaknya memberikan perhatian penuh terhadap perayaan Hari Raya Nyepi. Sebab pihaknya tidak ingin, usai Nyepi, jumlah kasus positif covid-19 kembali bertambah.
"Supaya program pemerintah membuka Ubud bisa segera berjalan. Jangan sampai habis Nyepi, muncul lagi klaster baru. Maka rencana kita memulihkan ekonomi akan sulit," tandasnya.
Seperti diketahui, dalam upacara melasti, pelaksanaannya dilakukan secara ketat. Secara umum masyarakat diminta untuk ngubeng.
Jika desa adat tersebut dekat pantai, maka diperbolehkan ke pantai, dengan catatan prosesi hanya dilakukan prajuru dan pemangku.
Sementara saat Pengerupukan, dilarang mengarak ogoh-ogoh.
Sementara usai Nyepi atau Ngembak Gni, masyararakat diharapkan tidak ke pantai dalam menyucikan diri.
"Kami tidak bisa sendiri, dibutuhkan peran serta masyarakat. Hindari kerumunan dulu. Apalagi saat ini covid sudah agak terkendali.
Kita harus berpikir orang di depan kiri kanan itu positif covid-19, sehingga kita takut ke keramaian. Kecuali ada yang penting, kalau hanya kongko-kongko, kami minta jangan (ke pantai)," tandasnya. (*)