Berita Badung

Olah 20 Ton Sampah per Hari, TPST Mengwi di Badung Bisa Hasilkan 1.500 Kg Pupuk Kompos

Penulis: I Komang Agus Aryanta
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa petugas saat mengolah sampah di TPST Mengwi Kabupaten Badung beberapa hari lalu.

Lanjut birokrat asal Klungkung itu menjelaskan, sampah anorganik yang masuk ke TPST Mengwi yang merupakan sampah yang tidak memiliki nilai jual akan di bakar menggunakan incinerator.

Gung Dalem menjelaskan  tidak semua sampah anorganik yang akan di bakar, namun jika memiliki nilai jual seperti botol plastik dan yang lainnya sudah tidak ditemukan di TPST Mengwi.

"Saat pemilahan sampah sudah ditemukan yang seperti itu. Sampah anorganik yang masuk ke TPST bisanya popok bayi, pembalut, dan plastik bungkus snack itu yang kita bakar.

 Intinya sampah yang masuk ke incinerator merupakan sampah anorganik yang tidak memiliki harga jual," bebernya.

Pihaknya mengatakan, sampah-sampah tersebut merupakan residu dari pengelolaan sampah, Pembakaran dalam incinerator sendiri dilakukan dua kali pembakaran pertama dengan suhu 800 derajat kedua seribu derajat.

Secara teori  dan prakteknya, suhu pembakaran yang tinggi dapat menghabiskan zat-zat yang membahayakan.

"Selain itu juga  asapnya naik ke cerobong. Sebelum keluar, asap akan disirami oleh sprayer yakni air yang menghujani sisa-sisa pembakaran," jelasnya sembari mengatakan nanti asap yang keluar sedikit.

Disinggung terkait pengujian asap yang dilepas ke udara, pihaknya mengatakan bahwa akan pengujian melalui tim ahli.

 Namun, karena dalam kondisi pandemi tim ahli yang didatangkan dari Jakarta tertunda.

Baca juga: Ada Pegawai Spa Memilih Jadi Pengemis, Satpol PP Badung Amankan Ratusan Gepeng Selama Pandemi

"Masalah pengujian kami akan segera menguji. Kami sudah mendapat informasi dalam waktu dekat mereka akan siap menguji, kemungkinan satu sampai dua minggu ini," jelasnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, dalam pengelolaan sampah tersebut adalah sebuah pilihan, pasalnya Badung  berkomitmen menyelesaikan sampah dengan resiko yang paling minim.

"Kalau tidak adanya pengelolaan sampah yang kami lakukan dengan bantuan incinerator tersebut, takutnya sampah yang dibiarkan juga akan mengotori dan beresiko terhadap lingkungan," tungkasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Badung

Berita Terkini