TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Diujung timur Pulau Bali, tepatnya di Banjar Muntigunung Tengah, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, hidup tiga anak yang telah ditinggal meninggal oleh orang tuanya.
Pertama yakni Ni Komang Desi (16), I Ketut Pait (13), serta adiknya Wayan Dika (6) yang masih kecil.
Kedua orang tua I Ketut Pait meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Mereka hidup bertiga di rumah yang sederhana yang jauh dari keramaian Kota.
Baca juga: Kekosangan Pimpinan OPD Kabupaten Karangasem Bali Bertambah
Semua kegiatan kesehariannya dilakukan bersama. Seperti memasak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan menjaga adiknya yang belum bersekolah.
Menurut sepupu I Ketut Pait, I Gede Andi, mengatakan, tiga sepupunya itu hidup serba kekurangan.
Kebutuhan hidup tiap harinya serba pas - pasan. Beras kadang tidak ada sama sekali. Apalagi lauk pauk.
Biasanya mereka mengandalkan pemberian dari keluarga dan orang lain. Ditambah lagi penjualan masker & tissue
"Mereka hidup bertiga. Wayan Dika masih belum bersekolah, Ketut Pait baru kelas III, dan Ni Komang Desi tak bersekolah, biasanya berjualan masker serta tissue ke Denpasar. Ketika Desi berjualan otomatis mereka hidup berdua. Semua kegiatan dilakukan hanya berdua," ungkap I Gede Andi, Selasa 6 April 2021.
Kata Gede Andi, Ni Komang Desi berjualan masker serta tissue setelah ditinggal orang tuanya.
Mereka tak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan kecuali dengan berdagang di Denpasar.
Biasanya Ni Komang Desi berangkat ke Denpasar bersama bibinya yang juga kerja sebagai dagang
Ditambahkan, tiga anak yatim piatu merupakan KK miskin.
Mereka mendapat bantuan dari pemerintah berupa program keluarga harapan (PKH) sejak kedua orang tuanya masih ada.
Baca juga: Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah di Tegal Bengkak Karangasem Bali Kembali Mendapat Penolakan
Beberapa hari kemarin, kata Andi, ketiga anak yatim piatu ini mendapat bantuan dari Relawan Komunitas Peduli Bali, Provinsi Bali.