Bencana NTT, Penuhi Logistik, Kodam IX/Udayana Dirikan 20 Dapur Lapangan di Posko Pengungsian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., dalam rakor Vidcon terkait penanganan bencana alam di wilayah Provinsi NTT yang dipimpin oleh Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, dari Makodam IX/Udayana, pada Senin 5 April 2021 malam - Bencana NTT, Penuhi Logistik, Kodam IX/Udayana Dirikan 20 Dapur Lapangan di Posko Pengungsian

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., mengerahkan jajaran Kodam IX/Udayana untuk membantu dan mendukung pemerintah dalam penanganan bencana alam yang terjadi di wilayah Kodam IX/Udayana di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi terkait penanganan bencana alam di wilayah Provinsi NTT yang dipimpin oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo pada Senin 5 April 2021 malam.

"Kami perintahkan satuan bawah untuk mengecek terutama untuk korban jiwa maupun dengan status yang lainnya. Kami juga sampaikan terima kasih atas dukungan BNPB, sehingga logistik untuk pengungsi jadi meningkat," terang Pangdam melalui keterangan tertulis kepada Tribun Bali, Selasa 6 April 2021.

Sehubungan dengan bantuan logistik, Kasrem 161/Wira Sakti Kolonel Inf Jemz Andre Ratu Edo, S. Sos., menyampaikan bahwa Jajaran Korem 161/WS sudah berupaya untuk meyiapkan langkah-langkah antisipasi dalam penanganan bencana alam tersebut.

Baca juga: Jokowi: Segera Bangun Jembatan yang Putus dan Pulihkan Jaringan Komunikasi di NTB dan NTT

Baca juga: Penanganan Bencana Banjir di NTT dan NTB, Ribuan Personel TNI dan Kapal Adri Dikerahkan

Baca juga: Jajaran TNI Kodam IX/Udayana Bergerak Cepat Bantu Penanganan Bencana NTB dan NTT

"Sesuai dengan arahan Pangdam, kami sudah melaksanakan upaya dan langkah penanganan bencana alam ini terutama dalam hal evakuasi serta mendukung pelayanan logistik," ujarnya.

Sampai saat ini sudah digelar 20 dapur lapangan yang telah tersebar di posko-posko pengungsian dan jumlahnya dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D., cuaca ekstrem di NTT pada dasarnya terjadi karena suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia di dekat Indonesia.

Data dari BMKG menunjukkan suhunya mencapai 29 derajat celcius atau jauh lebih tinggi dari suhu rata-rata, yakni 26,5 derajat celcius.

"Terbentuknya Siklon Tropis Seroja menyebabkan terjadinya cuaca esktrem hingga menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi di sekitar wilayah NTT. Pada Senin 5 April 2021 pukul 18.00 WIB, diketahui posisinya (Siklon Tropis Seroja) sudah lebih ke barat daya," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini yang sedang berada di Bima NTB mengatakan, bahwa Selasa 6 April 2021 berangkat ke wilayah Provinsi NTT guna mengecek secara langsung tenda-tenda pengungsian serta bantuan logistik dari pemerintah.

"Terbang ke Larantuka langsung nyeberang ke Adonara untuk memastikan logistik, terutama tenda pengungsi serta makanan bisa tergelar dan terlaksana dengan baik," ujarnya.

Kemudian untuk Alor, Ketua DPRD sudah berkomunikasi dengan pihaknya guna memastikan bahan makanannya sudah siap untuk dibagi.

"Kami juga dapat informasi dari Bupati Sumba Timur bahwa kondisinya juga berat, untuk saat ini juga sudah kami siapkan untuk mengirim makanan dari Jakarta langsung ke Sumba Timur," jelas Ibu Mensos.

Sementara itu, Kepala BNPB yang sedang bersama Wakil Gubernur NTT dan Bupati Flores Timur di Larantuka, menanggapi persoalan yang cukup riskan terkait dengan penularan Covid-19.

Halaman
12

Berita Terkini