Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Sudah hampir satu minggu Piodalan Pura Besakih telah berlangsung.
Banyak pemedek atau umat Hindu yang akan bersembahyang datang ke Pura Besakih.
Banyaknya pemedek ini membuat tumpukan sampah berada dimana-mana bahkan hingga berserakan di sekitar area suci Pura Besakih.
Ketika dikonfirmasi, pada Kamis (8 April 2021) Jero Mangku Widiarta selaku Ketua Umum Bendesa Adat Besakih mengatakan tidak menduga banyak umat yang membuang sampah sembarangan di areal Pura Besakih ketika usai lakukan persembahyangan.
"Satu hal yang ingin kami sampaikan pertama terkait dipendemi ini Saya tidak menyangka dan menduga sama sekali ketika umat datang dengan kesadarannya sendiri untuk bersembahyang di Pura Besakih lalu membuang sampah sembarangan," ungkapnya.
• Puncak Upacara Batara Turun Kabeh di Pura Besakih Karangasem, Memohon Agar Pendemi Covid-19 Berakhir
Baca juga: Upacara Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih Diputuskan Tetap Digelar, Hanya Libatkan Krama Besakih
Lebih lanjutnya ia menerangkan bahwa, Pura Besakih bukan hanya milik warga yang tinggal di Karangasem saja namun, Pura Besakih merupakan milik umat Hindu dimanapun berada.
Dengan demikian dikarenakan Besakih merupakan tempat ibadah yang dimiliki oleh umat Hindu maka sangat perlu kesadaran umat Hindu agar bercermin kepada dirinya sendiri ketika selesai melakukan persembahyangan.
Ia juga mengimbau pada pemedek agar membuang sampah ke tempatnya terlebih saat ini sudah ada peraturan untuk tidak membawa sampah plastik ke dalam areal Pura.
Bahkan tak jarang kadang-kadang beberapa oknum membuang sampah di tempat yang tidak pantas. Biasanya para pemedek yang datang ketika malam hari.
"Maka dari itu saya menghimbau atau mulat sarira para pemedek atau pada umat Hindu yang datang untuk bersembahyang agar membuang sampah pada tempatnya. Dan biasanya lebih banyak umat yang hadir ketika malam hari untuk bersembahyang," tambahnya.
Sebelumnya, Jero Mangku Widiarta yang juga selaku panitia Tawur Agung Ida Betara Turun Kabeh di Besakih sudah memberikan tempat pembuangan sementara untuk sampah-sampah tersebut seperti meletakkan kantong-kantong sampah yang berada di areal pura.
Selain itu juga pihaknya juga selalu melakukan imbauan kepada para umat untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan serta ketertiban pura besakih.
Dan ketika para pemedek ledang (ikhlas tanpa paksaan) agar selalu membawa sampah-sampahnya lalu membuangnya pada tempat pembuangan sampah sementara yang sudah disiapkan oleh panitia.
Namun memang pada kenyataannya tetap saja sampah-sampah tersebut berserakan dan akhirnya sempat viral.
"Tetapi nyatanya tetap saja sampah-sampah masih berserakan ketika selesai mengikuti persembahyangan di Besakih. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kesadaran dari para umat Hindu di manapun berada agar selalu menjaga ketertiban untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini dilakukan agar setiap terjadi kejadian seperti ini tidak menyalahkan panitia yang sudah bertugas sesuai dengan amanat," imbuhnya.
Sementara untuk langkah selanjutnya pihaknya yang juga selaku Lestari Basuki yang terdiri dari para relawan dan panitia di Pura Besakih sudah bergerak mengumpulkan sampah-sampah tersebut pada pagi tadi.
"Pagi sudah bergerak untuk membersihkan sampah-sampah yang menumpuk tersebut. Tetapi langkah-langkah ini terkadang tidak dilihat oleh beberapa orang. Memang cenderung pemedek datang untuk sembahyang pada malam hari sehingga penumpukan sampah pun terjadi keesokan paginya. Dan mereka yang membuang sampah sembarangan itu merupakan oknum yang berjumlah bukan satu atau dua orang," paparnya.
Sementara pada hari ini juga merupakan hari terakhir Piodalan di Pura Besakih. Dan ia juga memastikan tidak akan lagi penumpukan sampah yang berserakan diarea Pura Besakih, dikarenakan pihaknya sudah melakukan ngaturang ayah (kerja bakti) dari Hulu ke Hilir. (*)