Memberikan bekal untuk keperluan tiap hari, serta biaya sekolah.
"Selama saya berjualan, yang mengerjakan tugas di rumah adik saya, I Ketut Pait. Mulai dari masak, mencari rumput, memandikan Wayan Dika, hingga mengerjakan tugas rumah yang lain," kata Desi, dan dibenarkan adiknya I Ketut Pait.
Ketut Pait yang duduk berdekatan dengan Desi mengungkapkan, dirinya mengerjakan tugas rumah tangga mulai pagi hari.
Pukul 06.00 Wita mulai memasak jika ada stok beras.
Tapi jika tak ada beras, terpaksa minta makanaan ke keluarga serta tetangga dekat rumahnya.
Pukul 07.00 Wita berangkat sekolah. Karena pandemi Covid-19 proses belajar mengajar tak begitu lama.
Lalu meencari rumput untuk 1 ekor sapinya yang merupakan warisan orangtua.
Setelah itu memberi makan adik. Kegiatan ini setiap hari dilakukan demi bisa memenuhi kebutuhannya.
"Makanya setelah pulang sekolah, saya jarang main sama teman-teman di sekolah.
Setelah belajar, saya langsung cari rumput, air, dan jaga adik. Seandainya kakak saya pulang dari dagang, otomatis tanggungjawab rumah dikerjakan oleh kakak. Saya cuma jagain adik," tambahnya.
Walaupun serba kekurangan, tetapi Desi dan Pait mengaku bersyukur masih diberikan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Mereka juga mengucapkan terima kasih pada donatur serta komunitas yang memberikan bantuan, baik material maupun immateri, beberapa hari ini.
Kepala Dusun Muntigunung Tengah, Made Merta, mengatakan, 3 bocah yatim piatu ini merupakan keluarga tak mampu, dan harus menjadi perhatian.
Dari pemerintah daerah sudah memberikan bantuan PKH, Bantuan Pangan Non Tunai, BPJS Kesehatn gratis, dan bantuan bedah rumah.
"Tetapi bantuan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Syukurnya, ada bantuan dari komunitas yang memberikan sembako, mie, memperbaiki atap rumah yang bocor, serta memberikan bantuan lainnya," ungkap Made Merta.