Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Berbicara terkait perkembangan kondisi Covid-19 di Bali sekarang ini sudah melandai, khususnya dalam beberapa minggu terakhir.
"Kalau kita bicarakan kondisi Covid-19 di Bali, astungkara sebenarnya beberapa minggu terakhir kita cukup landai. Walaupun kita masih ada di tiga digit (kasus baru) seperti 124, 140 tapi yang sembuh juga astungkara sudah diatas dari rata-rata yang sakit," imbuh Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sabtu 8 Mei 2021 dalam talk show & press conference Road to BBTF 2021 di Nusa Dua.
Ia mengungkapkan pernah turun penambahan kasusnya di angka dua digit beberapa kali tapi kemudian ada naik lagi diatas 100 orang, dan yang menggembirakan bahwa tingkat kesembuhan di Bali cukup tinggi.
"Mungkin sekarang sudah diatas 93 persen, angka kesembuhan kita sangat menggembirakan sekali kalau WHO melihat angka kesembuhan. Angka kematian memang masih di bawah yang diharapkan WHO karena kita rata-rata masih di 8 persen tapi tidak pernah dua digit masih dibawah dua digit," ujar Cok Ace.
Baca juga: 85 Penderita Skizofrenia di Denpasar Ikut Vaksinasi Covid-19
Lebih lanjut disampaikan Wagub Bali, bahwa Lab PCR di Bali sudah banyak dengan kapasitas 3 ribu lebih setiap hari, Bed Occupancy Rate (BOR) di Bali itu rendah saat ini sehingga tidak ada keterbatasan ruang isolasi.
Dan menurutnya penyakit bawaan penderita jadi penyebab angka kematian masih tinggi di Bali.
Namun program vaksinasi Covid-19 di Bali cukup tinggi sekarang dibandingkan daerah lainnya.
"Mungkin vaksinasi kita sudah 34 persen dari sasaran yang harus divaksin. Kalau kita bandingkan secara nasional, Bali cukup tinggi.
Ini bisa jadi optimisme luar biasa bagi kita walaupun vaksin tidak menjamin bahwa kita tidak akan terinfeksi, minimal imun kita daya tahan kita lebih baik dibanding tidak divaksin sama sekali," ungkapnya.
“Namun demikian dengan adanya varian baru Covid-19 menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi kita, karena terkait vaksin dan kondisi pandemi Covid-19 di Bali kita sudah mempunyai beberapa skenario-skenario jangka pendek antara lain untuk membuka travel bubble dengan free covid corridor,” imbuhnya
"Varian baru Covid-19 di Bali sudah makan korban, dan ini susahnya karena lab kita belum bisa mendeteksi yang varian baru ini. Ini yang menjadi persoalan kita, tapi astungkara kita tracing semua hasilnya negatif.
Ketika luar negeri mengatakan faktanya penularannya dua kali lipat dari Covid-19, kita tracing yang dekat dengan korban (meninggal karena varian baru Covid-19) astungkara negatif semuanya. Semoga kedepannya yang lain negatif juga," papar Cok Ace.
Untuk Bapak Gubernur mengumumkan bahwa ada varian baru Covid-19 di Bali itu sudah melalui proses yang panjang untuk menyampaikan kepada masyarakat.
Karena Pemerintah berpikir dampak positifnya apa, dampak negatifnya apa, harus dipikirkan hingga akhirnya dapat disampaikan.
Baca juga: Satgas Desa di Buleleng Diminta Lebih Aktif Lakukan Pencegahan Covid-19, Agus: Tetap Disiplin
"Namun demikian namanya kita berbanyak orang ada juga yang tidak setuju. Kenapa diumumkan? Ini bunuh diri namanya, apa boleh buat. Kalau tidak diumumkan mungkin kita akan lengah bahwa ada hal serius di sekitar kita. Jadi Pak Gubernur sebenarnya sudah mengambil posisi yang benar," jelasnya.
Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin menyampaikan terhadap dua pasien terkonfirmasi positif varian baru Covid-19 itu telah dilakukan tracing terhadap yang melakukan kontak erat.
"Seluruhnya dinyatakan negatif. Yang satu pasien tracing terhadap 12 orang, dan satunya lagi 13 orang.
Jadi total ada 25 orang yang kontak erat baik yang satu sembuh maupun yang pasien meninggal," ungkap Made Rentin.
Satu pasien yang sembuh itu merupakan tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit yang ada di Bali dan telah dilakukan tracing kontak erat baik pada teman-teman di tempat kerjanya maupun keluarganya.
Yang satu pasien meninggal itu bukan seorang pegawai dan jarang keluar rumah, tetapi ada indikasi penularan justru dari keluarga dekatnya beraktivitas diluar rumah lalu datang kerumah yang bersangkutan kemudian menularkan kepada beliau (pasien meninggal karena varian baru Covid-19).(*)
Artikel lainnya di Corona di Bali