TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Operasi pencegatan para pemudik dampak pandemi Covid-19, dilakukan secara intensif oleh pihak kepolisian di wilayah hukum Polres Gianyar.
Di mana kendaraan yang diperiksa bukan hanya minibus atau kendaraan berpenumpang manusia.
Namun kini juga pihak kepolisian menyasar mobil box.
Hal tersebut dilakukan supaya aparat tidak kecolongan akal-akalan pemudik.
Baca juga: Wali Kota Jaya Negara Tinjau Posko Penyekatan Mudik dengan Naik Motor
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Minggu 9 Mei 2021, pemeriksaan mobil box telah dilakukan aparat sejak Sabtu 8 Mei 2021.
Bahkan pantauan di By Pass Dharma Giri, Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar, Bali pada Sabtu tengah malam, sebuah mobil box dihentikan oleh mobil patroli polisi, untuk memastikan di dalamnya tidak ada pemudik.
Hal serupa juga dilakukan wilayah hukum Polsek Sukawati.
Namun sejauh ini, tidak ditemukan para pemudik yang mengakali petugas dengan menggunakan kendaraan tersebut.
Kasatlantas Polres Gianyar, AKP Laksmi Trisna Dewi Wieryawan mengatakan, dalam pelaksaaan Giat Operasi Kepolisian ini, pihaknya melakukan pemeriksaan bak-bak truk yang mencurigakan berisi pemudik.
"Kami tidak mau kecolongan, karena itu setiap mobil box atau bak truk, tidak luput dari pemeriksaan," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan karena di daerah lain banyak ditemukan pemudik yang mengakali petugas dengan bersembunyi pada bak truk.
Tak hanya itu, mereka pun menyembunyikan diri di dalam kardus yang diangkut oleh kendaraan tersebut.
"Banyak diamankan pemudik yang dengan berbagai cara mengelabui petugas saat dilaksanakan pemeriksaan," ujarnya.
Berdasarkan catatan Tribun Bali, sebagian besar pemudik yang berada di Kabupaten Gianyar, daerah tujuan mudiknya adalah Pulau Jawa dengan menyeberang melalui Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Namun intensitas pemudik kali ini relatif sedikit.
Sebab hampir sebagian besar warga Jawa, telah pulang sebelum Lebaran.
Di mana mereka pulang, lantaran perekonomian Bali sudah tidak lagi menjanjikan pasca Covid-19.
Terlebih lagi, selama ini sebagian besar dari mereka mengais rezeki dari usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Baca juga: Tertahan Akibat Larangan Mudik, Agus Gagal Lamar Pujaan Hati Padahal Sudah Dandan Necis
Seperti, pedagang bakso, kedai pinggir jalan dan sebagainya, yang selama pandemi Covid-19, warga Bali juga ikut berkecimpung dalam usaha ini, sehingga persaingan menjadi ketat, sementara jumlah pembeli relatif sedikit karena krisis pendapatan yang dialami hampir sebagian besar masyarakat.
Minimnya keberadaan warga Jawa di Bali, terlihat dari tingkat hunian rumah kosan.
Di mana ketiadaan warga Jawa telah memukul sektor rumah kosan.
Di mana hampir sebagian besar rumah kosan sepi penghuni, dan jika pun terisi, harganya jauh lebih murah dari harga normal, bahkan kini anjlok setengah harga. (*).
Kumpulan Artikel Bali