Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Bali melalui online.
Di masa pandemi Covid-19 ini, Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali di Kota Denpasar, kembali melaksanakan kegiatan konservasi.
Serta identifikasi lontar milik masyarakat di Kecamatan Denpasar Barat, Bali.
Kegiatan yang merupakan tugas utama dari Penyuluh Bahasa Bali ini, dilaksanakan di Gria Sari Tegal Denpasar.
Baca juga: Jadi Saksi Sejarah, Penyuluh Bahasa Bali Harapkan Lontar Dirawat
Beralamat di Jalan Gunung Mandalawangi No. 74, Denpasar Barat.
Dengan tidak melupakan protokol kesehatan, dan demi mencegah penularan Covid-19.
Konservasi dan identifikasi lontar, yang dilakukan ini bertujuan merawat lontar dan naskah-naskah tradisional lainnya milik Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa.
Konservasi lontar yang dilakukan di Gria Sari Tegal Denpasar ini, juga memberikan kesempatan bagi Penyuluh Bahasa Bali untuk merawat lontar yang ditulis pada tanggal 1 Januari tahun 1981.
Lontar Tata Kramaning Wong, yang berusia 93 tahun tersebut berisikan tentang tata aturan dalam bersikap sebagai manusia dalam kehidupan ini.
Dalam merawat lontar yang disalin oleh Jro Mangku Jematang ini, Penyuluh Bahasa Bali menggunakan kuas halus untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada helai-helaian daun lontar.
Setelah itu, lontar dioleskan campuran citronella oil dan alkohol yang bertujuan mengawetkan atau memperpanjang usia naskah.
"Kegiatan konservasi dan identifikasi lontar ini, kami laksanakan selama dua hari. Dari 124 lontar yang ada, hari ini kami temukan Lontar Tata Kramaning Wong yang mengulas tentang aturan-aturan, tata krama serta etika agar menjadi manusia yang baik, manusia yang berkarakter dalam menjalani kehidupan. Kegiatan konservasi ini akan kami lanjutkan esok lagi, untuk mendata keseluruhan judul dari lontar dan naskah tradisional yang dimiliki oleh Gria Sari Tegal Denpasar," kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Denpasar Barat, I Putu Permana Mahardika kepada Tribun Bali, Selasa 11 Mei 2021.
Selain itu, kegiatan ini juga turut mendukung program Pemerintah Provinsi Bali untuk membuat perencanaan konservasi lontar (Sat Kerti atau Sistem Anjungan Pendataan Konservasi Lontar).
Selain itu, Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa yang merupakan pemilik lontar, mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas dalam kegiatan konservasi lontar kali ini.
Baca juga: Lontar Berusia Ratusan Tahun Dikonservasi di Kesiman Petilan Denpasar, Ada Lontar Usadha Bebai
Sebab telah merawat lontar dan naskah-naskah yang beliau miliki.
"Lontar yang ada di Gria Sari Tegal ini, memang lontar yang sudah kuna dan jarang dibersihkan. Lontar dan naskah-naskah tradisional memiliki manfaat, seperti lontar Ramayana, yang banyak berisikan pengetahuan dalam berbicara serta bersikap," tandasnya.(*).
Kumpulan Artikel Bali