12 ekor berhasil dievakuasi ke tengah laut, sementara satu ekor dibiarkan di perairan dangkal karena kondisinya lemas dan mengalami luka.
Terpisah, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso menyampaikan, kemarin malam lumba-lumba yang terdampar di Klungkung itu mencapai 13 ekor.
Dan dinihari tadi pun langsung dilakukan evakuasi mengembalikan mereka ke habitatnya di laut.
"Semalam itu ada 13 ekor terdampar dan langsung kita kembalikan ke laut. Tetapi yang satu ekor kondisinya lemah dan pagi tadi ditemukan kembali terdampar di Pantai Watu Klotok Klungkung lalu mati," ujar Yudiarso, Jumat.
Terhadap satu ekor lumba-lumba yang mati itu pihaknya akan melakukan autopsi, namun karena kesulitan dokter hewan, lumba-lumba itu dibawa dan dimasukkan ke freezer fasilitas kehewanan yang ada di Kedonganan.
"Terhadap satu ekor itu kita akan agendakan autopsi untuk mengetahui penyebabnya (mati) itu apa sebenarnya. Dugaan awal untuk satu lumba-lumba itu dibagian perutnya seperti bekas gigitan hiu, lukanya itu identik seperti gigitan hiu," jelasnya.
Baca juga: Cari Penyebab Terdampar di Perairan Dangkal, Lumba-lumba Mati di Pantai Batu Tempeng Akan Diautopsi
Luka bekas gigitan itu identik gigi dari hiu dan besar sekali, kemungkinan hiunya lebih besar dari lumba-lumbanya.
Tetapi untuk memastikan penyebab kematian lumba-lumba itu pihaknya akan melakukan autopsi dalam waktu dekat.
Mengenai dugaan penyebab terdamparnya kawanan lumba-lumba, Yudiarso menyampaikan dugaan jika melihat satu ekor ada luka bekas gigitan hiu diduga satu kelompok lumba-lumba ini berusaha melarikan diri dari terkaman hiu.
"Dugaan-dugaan rekonstruksi di lapangan melihat satu ekor lumba-lumba luka dengan bekas gigitan seperti digigit hiu. Satu grup atau satu kelompok lumba-lumba ini dikejar hiu kemudian berusaha menyelamatkan diri atau mencari tempat aman. Dugaan kami seperti itu," paparnya.
Kemungkinan dugaan kedua, beberapa hari terakhir ini gelombang tinggi atau arus cukup kuat sehingga mereka ini terdorong dengan cepat ke arah darat terlebih sekarang musim ikan lemuru.
Bisa juga saat mereka berburu ikan atau makanan lalu terbawa arus hingga ke daratan atau saat mereka berburu itu bertemu hiu lalu melarikan diri.
"Ada juga perannya arus ini, tetapi faktor dominannya ini harus kita pastikan melalui autopsi. Jika di perutnya tidak ditemukan makanan jadi mereka ini (lumba-lumba dan hiu) sedang berburu juga. Karena ini kan lagi musim ikan lemuru di selatan perairan Jawa, di dalam perburuannya itu (lumba-lumba) ternyata ada hiu juga nah terus ketemu. Ini dugaan-dugaan kita, tapi perlu kita pastikan melalui autopsi," jelas Yudiarso.
Hasil pemeriksaan morfometri, kata Permana, yaitu panjang 187cm bulat, badan 84 cm, memiliki luka gigitan dengan luka Lebar 11 cm dan panjang luka 15 cm. (mit/zae)
Kumpulan Artikel Klungkung