Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Minggu, 13 Juni 2021 siang, I Gede Agus Mertayasa tengah suntuk menggoreskan pensilnya di atas buku gambar di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali.
Lelaki kelahiran 14 Agustus 1998 ini duduk di kursi roda ditemani oleh sang ayah, Ketut Sudana.
Saat itu, ia sedang membuat sketsa barong dan rangda.
Agus ikut memamerkan beberapa karyanya dalam gelaran PKB ke-43 ini.
Baca juga: Tunjukkan Bali Aman Dikunjungi, Jokowi Resmi Buka PKB, Koster: Warisan & Kekayaan Adat Jangan Punah
Beberapa lukisan mulai dari pohon, lukisan burung, wayang, Dewa Ganesha, hingga potret Jokowi pun ia tampilkan dalam pameran tersebut.
Meski memiliki keterbatasan fisik, namun ia memiliki keahlian khusus dalam menggambar.
Di mana dirinya lebih suka menggambar wayang, dan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk menggambar.
Sang ayah, Ketut Sudana menuturkan, anaknya mulai menekuni dunia menggambar maupun melukis sejak tahun 2014 lalu.
Baca juga: PKB Resmi Dibuka, Prof Bandem: Titik Kulminasi Seniman Bali Sebelum ke Nasional dan Internasional
Di mana ia saat itu tamat SMP dan tak mau melanjutkan lagi dan memilih menekuni hobinya.
“Anak saya memiliki keterbatasan fisik, difabel, dan sekarang fokus menekuni hobinya melukis,” tutur sang ayah.
Menurut Sudana, anaknya ini telah memiliki kecintaan melukis sejak SD, di mana ia belajar secara otodidak.
“Memang senang sekali membuat lukisan Bali yang klasik terutama pewayangan,” katanya.
Baca juga: PKB 2021 Resmi Dibuka, Menparekraf Sebut Awal Kebangkitan Pariwisata Bali di Tengah Pandemi
Setiap hari, ia selalu melukis, jika tidak siang, biasanya malam.
Agus pun sempat ikut lomba melukis di UNHI, namun tak mendapat juara.