Corona di Bali

Satgas Covid Denpasar Minta Masyarakat Tak Benturkan Kerumunan di Tempat Vaksin dengan Tempat Wisata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga antusias mengikuti vaksinasi massal di Parkir Timur Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Sabtu 26 Juni 2021. Anatusias warga untuk vaksin Covid-19 sangat tinggi hingga petugas medis dan kepolisian kewalahan - Satgas Covid Denpasar Minta Masyarakat Tak Benturkan Kerumunan di Tempat Vaksin dengan Tempat Wisata

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satgas penanganan Covid-19 Kota Denpasar meminta masyarakat tak membenturkan keramaian yang terjadi di lokasi vaksin dengan keramaian yang terjadi di tempat lain, semisal angkringan maupun tempat wisata.

Hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, Minggu 4 Juli 2021.

“Ketika terjadi kerumunan di tempat vaksin, jangan dibenturkan dengan kerumunan di pantai atau tempat wisata. Itu merupakan upaya untuk mempercepat cakupan vaksin,” kata Dewa Rai.

Dewa Rai mengatakan, dengan mempercepat pelaksanaan vaksin akan melindungi masyarakat dan memperkuat imun.

Baca juga: Pelaksanaan Hari Kedua PPKM Darurat, Petugas Gabungan Sasar Pasar Desa Adat Legian

Banyaknya masyarakat yang datang ke tempat vaksin, menurutnya, merupakan bentuk antusiasme masyarakat ikut vaksin.

Menurutnya, dengan menggelar vaksin massal akan mempercepat cakupan vaksin.

Karena jika hanya mengandalkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) serapannya sedikit.

Di mana dalam sehari hanya melayani 150 hingga 200 orang, sehingga cakupannya lambat.

“Memang kami sudah menyiapkan beberapa fasyankes, tapi tidak secepat vaksinasi massal, satu hari bisa ribuan orang, kalau di fasyankes agak lambat,” katanya.

Apalagi menurutnya banyak penduduk pendatang yang baru masuk ke Denpasar, Bali, dan belum divaksinasi Covid-19.

Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada mobilisasi massa agar mau ikut vaksin dan pelaksanaan vaksinasi bisa lebih cepat.

“Harus dimobilisasi untuk mempercepat sasaran. Misal di banjar, kelian yang memobilisasi, di banjar kelian mobilisasi warganya. Makanya kami gandeng pekerja perusahaan, buruh pabrik, komunitas, instansi, hingga organisasi keagamaan untuk gelar vaksin agar cepat,” katanya.

Dengan demikian, jika warga sudah divaksin dua kali maka akan langsung membentuk antibodi.

Di sisi lain, pihaknya juga akan terus melakukan pembubaran jika ada masyarakat yang berkerumun di cafe, angkringan maupun tempat lainnya.

Baca juga: PPKM Darurat, Petugas Melaksanakan Pengawasan di Gereja GPIB Ekklesia Bali

Hal ini dikarenakan keramaian tersebut rentan menjadi tempat penularan kasus Covid-19.

Dan dengan penerapan PPKM Darurat ini merupakan langkah mencegah Covid-19 dari hulu.

Terkait masih adanya beberapa tempat yang tak tersentuh dalam penertiban PPKM Darurat, baginya bukan bentuk ketidakadilan.

“Bukan tidak adil, ini kan sudah merupakan peraturan, perlu kesadaran, dukungan, dan partisipasi masyarakat, tidak hanya oleh Satgas dan pemerintah ataupun institusi,” katanya.

“Pelaksanaan di lapangan tidak bisa mencakup semua, pasti ada yang belum tersentuh karena keterbatasan kami,” lanjutnya.

Sementara itu, untuk BOR RSUD Wangaya hingga saat ini sebesar 82,61 persen.

“Kalau BOR RS di Denpasar sudah mencapai 73,08 persen. Itu sudah melebihi syarat dari WHO,” katanya.

“Perlu dukungan dan partisipasi masyarakat agar jangan sampai sistem kesehatan masyarakat seperti RS sampai kolaps,” tutupnya. (*).

Kumpulan Artikel Corona di Bali

Berita Terkini