TRIBUN-BALI.COM- Amirudin, ayah pebulutangkis Apriyani Rahayu memiliki mimpi besar terhadap anaknya di masa depan.
Ia ingin sekali agar Apriyani menjadi pelatih bulutangkis andal untuk melahirkan bibit-bibit atlet baru.
"Satu-satunya harapan ke depan kalau dia sudah gantung raket supaya dia bisa balik membina anak-anak putra-putri daerah di bidang olahraga bulutangkis," pinta Amirudin saat wawancara khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network, Rachmat Hidayat, Sabtu 7 Agustus 2021.
Amirudin mengaku sangat bangga atas raihan medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii.
Menurutnya, Apriyani sosok yang tekun, gigih, dan konsisten dalam menjalankan rutinitas berlatih.
"Hari-harinya Apri sangat memerhatikan latihan, kebetulan dari rumah ke tempat latihan sejauh 9 kilometer. Terpaksa kami orangtua turun tangan mengantar. Latihannya setiap hari pagi, siang, dan malam," ucap Amirudin.
Amirudin menjelaskan Apriyani juga memiliki sikap santun terhadap orang yang berusia lebih tua.
Hal itu terlihat dari kebiasaan Apriyani mencium tangan pasangan mainnya Greysia Polii kala bertanding.
Menurut Amirudin hal itu sudah menjadi tradisi dari tempatnya berasal Provinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten Konawe Kelurahan Lawulo.
"Pertama memang kebiasaan dia khususnya orang Sulawesi Tenggara selalu menghormati yang tua. Sudah tradisinya bagi kami masyarakat Konawe," imbuhnya.
Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana perasaan Anda ketika tahu Apriyani meraih medali emas?
Saya sangat berbahagia dan bangga sekali karena putri saya dapat medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Alhamdulillah.
Dan saya berterimakasih seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten Konawe Kelurahan Lawulo yang telah mendoakan anak saya sehat dan bisa meraih emas.
Selepas naik podium apakah Apriyani sempat menelepon, dan apa yang dia sampaikan?
Iya dia langsung menghubungi saya sambil menangis lalu bilang alhamdulilah tercapai cita-cita piala dunia. Dan doakan lagi ke depannya supaya dapat terus mumpung masih ada waktu.
Ada yang menarik, putri Anda selalu mencium tangan pasangan mainnya. Bisa diceritakan apakah hal ini menjadi kebiasaan menghormati orang yang lebih tua?
Memang kebiasaan dia khususnya orang Sulawesi Tenggara selalu menghormati yang tua. Sudah tradisinya bagi kami masyarakat Konawe.
BACA JUGA: Dampak Dari PPKM Berjilid-jilid, Ekonom Celios Perkirakan Jumlah Penduduk Miskin Akan Bertambah
Menjadi atlet ada batas usianya sebenarnya apa harapan besar untuk putri Anda ke depan?
Alhamdulillah saat ini putri saya sudah menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Satu-satunya harapan ke depan kalau dia sudah gantung raket supaya dia bisa balik membina anak-anak putra putri daerah di bidang bulutangkis (menjadi pelatih).
Bisa diceritakan aktivitas latihan Apriyani dalam satu hari berapa kali, kebiasaan sehari-harinya seperti apa?
Hari-harinya Apri sangat memperhatikan latihan kebetulan dari rumah ke tempat latihan sejauh 9 km. Kami orangtua turun tangan mengantar. Latihannya setiap hari pagi, siang, dan malam.
Kegiatan sebagai ASN apakah tidak mengganggu latihan?
Apri berdinas di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Jadi, persisnya sudah diatur orang pusat.
BACA JUGA: Berikut Ini Jadwal Layanan SIM Drive Thru Polresta Denpasar Selama Bulan Agustus 2021
Boleh tahu dari banyak kejuaraan yang dimenangkan Apriyani, biasanya digunakan untuk apa penghargaan tersebut?
Karena baru terjadi ini Olimpiade saya tidak tahu akan digunakan untuk apa hadiahnya. (tribun network/reynas abdila)