Kemudian, kata dia, untuk PTM terbatas ini pihaknya akan menggunakan skemanya satu anak hanya akan sekolah dua kali dalam seminggu.
Misalnya saja untuk penerapan di salah satu SMP dibagi dua sesi dengan jumlah siswa 50 persen.
"Jadi, nanti satu hari hanya satu tingkat dibagi dua shift, misalnya saja hari ini kelas 9 yang belajar tatap muka, besoknya giliran kelas 8, dan yang tidak tatap muka, siswa tetap belajar daring dan begitu seterusnya," jelasnya.
Kemudian juga, tidak ada jam istirahat untuk menghindari siswa membuka masker dalam jangka waktu lama.
Sebab, waktu jam belajar anak hanya 45 menit per satu jam pembelajaran.
"Jadi, hanya dua jam pembelajaran saja atau total 90 menit, itu pun jika anak-anak shift kedua sudah memasuki ruang kelas, barulah yang shift pertama dipulangkan, meminimalisir berpapasan agar tidak ada interaksi atau kerumunan di sekolah," ungkapnya.
Nyoman Putra menegaskan, sejumlah persiapan pun sudah dilakukan di Tabanan.
Saat PTM benar-benar diberlakukan nantinya, pihaknya telah melakukan sejumlah kegiatan salah satunya ada simulasi.
Namun, jika nantinya PTM terbatas diterapkan akan dilakukan secara bertahap ataukah menyeluruh, tentunya melihat substansi kebijakan dari Bupati Tabanan.
"Terkait persoalan kebijakan itu nantinya kita akan diskusikan kembali. Jika substansinya harus dilakukan bertahap, tentunya kami lakukan bertahap namun, jika substansinya akan menyerahkan sepenuhnya kepada dinas pendidikan kami juga akan berkoordinasi lebih lanjut dengan stakeholder internal pendidikan, intinya yang terbaik bagi anak-anak karena sudah dua tahun daring," tandasnya. (*)