Keadaan ini menyebabkan orang mulai merambah ke pekerjaan apa saja yang sekiranya bisa menghasilkan uang untuk bertahan hidup.
Bahkan mereka menambahkan embel-embel identitas Bali untuk menarik simpati masyarakat.
“Identitas ke-Bali-an menjadi modal kultural mereka untuk memperbesar peluang mendapatkan simpati dan tentu saja ini bisa menambah pendapatan,” kata Kamajaya, Minggu 26 September 2021.
Ia menambahkan pemerintah tak boleh diam melihat fenomena ini. Skema penyerapan tenaga kerja perlu dipersiapkan.
“Mulai dari skema jangka pendek, menengah dan jangka panjang perlu disiapkan biar masyarakat tetap bisa produktif dan berdaya,” imbuhnya.
Kamajaya mengatakan ada banyak sektor yang bisa digarap oleh pemerintah untuk menyerap tenaga kerja.
Satu di antaranya menggarap lahan Pemprov yang tidak produktif dan terbengkalai.
“Banyak sektor yang bisa digarap, lahan Pemprov banyak yang bisa digarap, yang tidak produktif dan terbengkalai misalnya. Bisa dimanfaatkan untuk digarap dengan menyerap tenaga kerja lokal dan gaji yang memadai,” katanya.
Ia menilai, langkah yang diambil pemerintah dengan cara mengamankan dan memulangkan pengamen ke daerah asal tidak efektif.
“Saya pikir ini tidak efektif karena mereka tidak memberi jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi,” katanya. (*)