Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Memasuki 2 Bulan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Yoris Sebut Banyak Kejanggalan

Editor: Harun Ar Rasyid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yoris saat ditemui usai pengajian untuk mendoakan Tuti dan Amalia. Yoris menceritakan adik dan ibunya mengelola keuangan yayasan hingga bisa maju pesat

Kemudian, Ujang petugas kebersihan mulai menceritakan kronologi saat ia dimintai bantuan Yosef.

Ia mengatakan saat itu Yosef memanggil dari kejauhan, sekira tiga meter.

“Pak Ujang, Pak Ujang pang milariken bumi abdi itu, acak-acakan, pangningalikeun we lah,”

(Pak Ujang, Pak Ujang tolong lihat di rumah saya, seperti berantakan,)” ujar Ujang meniruka Yosef.

Setelah itu, kata Ujang Yosef berlari kecil ke dalam rumah, dan dirinya mengikutinya dari belakang.

Saat sampai di TKP, sementara Yosef masuk ke rumah, Ujang mengaku dirinya tak berani masuk.

Saat tiba Ujang mengaku tak melihat motor Yosef, namun ia melihat satu unit motor berada di dalam rumah.

Ia juga tidak melihat secara detail darah atau air mengalir di dalam rumah.

Ujang mengaku hanya melihat kondisi berantakan di ruang tamu yang agak berantakan.

Karena tak berani masuk ke dalam, Ujang memilih pergi mengecek situasi di belakang rumah.

Di sana ia melihat banyak darah sehingga membuatnya kaget hingga memutuskan untuk melapor ke Ketua RT setempat.

Kemudian Indra Zainal bertanya apakah Ujang melihat genangan air yang ada di bawah mobil.

Ujang pun mengatakan saat di TKP di mobil Alphard tidak melihat bercak darah namun melihat genangan air tersebut.

Lanjut Ujang bercerita karena melihat darah yang masih segar itu, ia pun langsung berinisiatif melapor ke Ketua RT.

“Pak RT, Pak RT kaditu heula, di bumi Pak Yosef aya seeur darah,” ucap Ujang.

Setelah Ujang melapor Ketua RT, karena kondisi jalan, Dede memutuskan melewati jalan kebun di sekitar rumah TKP.

Melihat situasi di depan rumah sudah ramai, ia melihat kondisi TKP berada di belakang.

Di sana betapa terkejutnya Dede melihat banyaknya darah di pintu belakang.

Kemudian, Dede mulai menceritakan polisi meminta bantuannya untuk mengumpulkan para saksi, termasuk di antaranya para remaja.

Kemudian, Dede mengabsen satu per satu saksi yang ia kumpulkan tersebut.

Dede pun menceritakan adanya saksi bernama Wawan yang melihat Yosef menelepon sambil marah-marah.

Ia pun meminta kepada Wawan untuk mengatakan keterangan tersebut kepada polisi.

“Sok atuh Wan saurkeun anu nelepon enjing-enjing Pak Yosef teh, kumaha kronologina ka Pak Aep (polisi),” ujar Dede menirukan ucapannya saat itu.

Saat itu diakui Dede ia mengira Yosef marah-marah saat menelpon itu setelah ia dan Yosef melapor ke polisi.

Ternyata Dede mendapat keterangan dari Wawan yang melihat Yosef menelepon sambil marah-marah pagi-pagi sebelum Wawan narik muatan.

“Sanes Pak RT, tah Mang Ujang oge ngupingnya, abdi ti parapatan narik muatan arah ka kulon duka ka Jambu duka ka Ciseuti, ninggal Pak Yosef di SD Sawo ekeur nelepon ambek-ambekan, duka cenah nelepon saha-sahana mah,”

(Bukan Pak RT, kata Wawan, Ujang juga mendengar, saya dari perempatan jalan narik muatan ke arah jalan Jambu dan Ciseuti, melihat Pak Yosef di SD Sawo sedang menelepon sambil marah-marah, saya tidak tahu ia menelpon siapa),” tutur Dede menerikukan perkataan Wawan.

Dede pun menceritakaan saat itu Wawan akan menghampiri Yosef, namun karena situasi Yosef sedang marah-marah, ia pun langsung berangkat.

Setelah itu, kata Dede, Wawan justru menarik dirinya menuju Polres Subang melaporkan kejadian di rumah Yosef tersebut.

Dede menjelaskan, ia mengira Wawan melihat Yosef setelah ia melaporkan kejadian.

Ternyata kata Dede, Wawan melihat Yosef menelepon sambil marah-marah itu sebelum ia melapor.

Lanjut Dede pun dari sana mengira Yosef sudah ada ada di sekitar TKP pagi-pagi.

“Jadi eta mah sateacan narik abdi, berarti enjing keneh, (jadi kejadian itu sebelum Wawan mengantarkan saya, berarti Yosef ada masih pagi-pagi,” ujar Dede.

Terungkapnya fakta baru tersebut dari keterangan saksi beranama Wawan, sementara ini, pengakuan dari saksi pun harus dikonfirmasi kepada pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago mengatakan saat ini penyidik melakukan pendalaman terkait pembuktian-pembuktian secara konvensional.

Pembuktian konvensional itu meliputi olah TKP dan yang mengarah pada hal-hal yang ditemukan dicurigai.

Adapun alat bukti penting dalam kasus perampasan nyawa Tuti dan Amalia itu satu di antaranya dari rekaman CCTV.

Demikian kata Erdi, penanganan kasus itu sedang penyidik dalami kembali.

Ia menjelaskan pendalaman itu dilakukan untuk mencocokkan petunjuk dengan bukti-bukti.

“Ini sedang kami dalami kembali secara intensif untuk adanya kesesuaian antara petunjuk-petunjuk dengan bukti-bukti yang ada,” jelas Kombes Pol Erdi A Chaniago, dikutip dari KompasTV, (1/10/2021).

Untuk menjalani proses itu, pihaknya pun membutuhkan waktu.

Ia mengaku penyidik tidak semudah itu untuk menuduh tersangka tanpa bukti dan petunjuk tersebut.

Pihaknya akan profesional menentukan tersangka berdasarkan bukti dan petunjuk yang diterima secara detail.

Setelah itu, kata Erdi hasil tersebut akan dievaluasi hingga gelar perkara. (Tribun Jabar)

Artikel Terkait Pembunuhan Ibu dan anak di Subang

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Yoris Sebut Banyak Kejanggalan di Kasus Subang 2 Bulan Berjalan, Begini Caranya Agar Cepat Terungkap

Berita Terkini